Senin, 14 Desember 2020

Adaptasi Kebiasaan Baru Bagi Posyandu Sebagai Pemantau Tumbuh Kembang Balita

Di lingkungan rumah saya, tiap hari kamis pekan kedua tiap bulannya, jadi jadwal anak-anak balita datang ke Posyandu. Sejak jam 9 pagi, para ibu sudah datang dengan balitanya. Para balita yang kegirangan karena bertemu para kader Posyandu yang ramah. Mereka ditimbang, diukur tinggi badan, dan diperiksa tumbuh kembangnya. Sebelum pulang, balita-balita lucu 'dihadiahi' makanan sehat seperti bubur kacang hijau, telur rebus, sayur sop, atau puding susu. 

Posyandu di Bekasi



Tapi sejak pandemi, Posyandu tidak diadakan. Patuh pada kebijakan pemerintah setempat, Posyandu pun menghentikan sementara kegiatannya. Tidak tau sampai kapan, karena hingga saat ini, aula yang dijadikan tempat Posyandu belum menunjukan aktivitas

Namun, bukan berarti Posyandu berhenti total. Para kader mendatangi rumah-rumah yang ada balitanya, untuk tetap mendata. Walau harus mengeluarkan tenaga ekstra, para kader tetap semangat. 

Saya pernah menjadi bagian dari kader Posyandu. Jadi tau betul rasanya bagaimana suka dan dukanya. Capek karena harus berurusan dengan ratusan balita, tapi happy kalau lihat grafik pertumbuhan balita tidak di bawah garis merah. Pekerjaan sukarela yang butuh hati seluas samudera. 

Posyandu, Garda Terdepan Untuk Pantau Tumbuh Kembang Balita 


Ketika Indonesia dinyatakan masuk zona Pandemi, banyak aktivitas yang dihentikan. Terutama aktivitas yang mengundang banyak orang atau kerumunan. Sekolah dna kantor pun terpaksa harus ditutup sementara. 

Tidak terkecuali dengan Posyandu. Kegiatan masyarakat ini pun tidak luput dari kebijakan pemerintah. Apalagi kan Posyandu ini jadi tempat berkumpulnya para balita, yang rentan sekali terjangkit virus. 

Akhirnya, banyak Posyandu yang menutup aktivitas mereka atau tidak mengadakan hari buka Posyandu. Hanya ada sekitar 19.2% Posyandu yang tetap melakukan hari buka Posyandu. Ada sekitar 45.9% tidak melakukan aktivitas Posyandu sama sekali, dan 34.4% Posyandu tetap melakukan kegiatan namun sasaran atau balita yang datang berkurang drastis. Sehingga kegiatannya pun jadi tidak optimal. 

Padahal peran Posyandu itu sangat penting sekali di lingkungan masyarakat. Jangan sampai angka anak yang menderita gizi buruk bertambah karena tidak ada yang aware lagi. 

Edukasi Posyandu



Karena pentingnya peran Posyandu, Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementrian Kesehatan RI, mengadakan kunjungan ke Posyandu Anggrek 2 Perumahan Tytyan Kencana, Bekasi Utara. 

Dr. Imran Agus Nurali, Sp.KO selaku Direktur PromKes KemenKes RI menyampaikan bahwa peran serta masyarakat dan kader Posyandu itu sangatlah penting, terutama pada kondisi pandemi seperti sekarang ini. Kader tidak boleh diam, tapi harus tetap bergerak agar nantinya, jika pandemi usai, angka stunting atau anak dengan gizi buruk tidak melonjak. 

Peran kader sebagai penggerak, penyuluh, dan pencatat bisa tetap dilakukan dengan tetap melakukan Adaptasi Kebiasaan Baru. Kegiatan Posyandu bisa terus dilakukan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Dengan begitu, kader juga bisa memberikan edukasi pada masyarakat. 

Dengan ketat memakai masker dimanapun berada, mencuci tangan sebelum dan sesudah memgang sesuatu, serta menjaga jarak, Insya Allah kita bisa mengurangi penyebaran Covid19.  

Penyuluhan Posyandu



Selain memberikan edukasi, Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementrian Kesehatan RI juga memberikan donasi perlengkapan kesehatan seperti masker, sabun cuci tangan, dan face shield. 

Diharapkan, dengan pemberian donasi tersebut, akan makin banyak masyarakat yang peduli akan pentingnya menjaga kesehatan. Terutama di era pandemi saat ini. 

Harus diingat ya, Pandemi still exsist. Masih berlangsung dan entah kapan akan berakhir. Jadi, yuk sama-sama jaga kesehatan diri sendiri dan keluarga. Kalau semua masyarakat bergerak aktif dan bisa bekerjasama dalam mencegah penyebaran virus, bukan tidak mungkin Pandemi ini akan segera berakhir.