"Enak banget sih dia, menang lomba blog terus. Saya tiap ikut ngga menang-menang"
"Enak banget sih dia, tiap dateng ke acara selalu aja dapet doorprize. Lah.. saya kapan?"
"Enak banget sih dia, diundang-undang terus ke acara-acara eksklusif, bisa ketemu artis segala"
"Enak banget sih dia, bisa jalan-jalan gratis. Keliling dunia ada yang bayarin"
"Enak banget sih dia mau beli apa-apa bisa. Mau ke mall tiap hari buat beli baju, sepatu, tas bisa. Mau makan di restoran mahal sekalipun bisa. Ih.. enak banget sih hidupnya"
Pernah punya perasaan kaya gitu? Walau tidak keluar dari mulut, tapi terbesit di hati. Pernah?
Manusiawi memang jika kita sebagai manusia punya rasa iri pada sesuatu yang bisa didapatkan orang lain, sedangkan kita tidak bisa mendapatkannya. Marah? Kesal? Sama siapa? Bukankah rezeki manusia itu beda-beda?
Semua dari kita pasti pernah mengalami perasaan seperti itu, entah dengan sesama teman bahkan saudara sendiri. Sifat iri memang menjadi sifatnya manusia. Biasanya, akan diikuti dengan dengki juga.
Allah telah mengatur rezeki kita. Sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Kadang-kadang, kitanya aja yang kurang sabar. Menyangka bahkan menuduh Allah tidak adil. Padahal, cuma Allah yang paling tahu, berapa kapasitas kita menerima rezeki.
Boleh jadi, kita tidak ditakdirkan menjadi pemenang di suatau lomba (blog misalnya) karena Allah telah menyiapkan yang lebih pantas. Boleh jadi, Allah tidak menakdirkan kita menang karena Allah tidak ingin kita berbangga hati dan akhirnya bersikap sombong. Banyak dan banyak lagi alasannya.
Kenapa kita tidak mensyukuri saja apa yang sudah ada. Itu akan jauh lebih menentramkan. Lihat di sekeliling kita. Ada anak-anak yang lucu dan sehat, suami yang pengertian, rumah yang layak dan orangtua yang masih sehat. Bukankah itu semua rezeki? Rezeki yang kadang lupa kita syukuri. Kenapa lupa? karena kita terlalu sibuk memikirkan apa yang belum kita dapatkan. Hingga apa yang ada di depan mata pun tidak tampak.
Bersyukur lah. karena Allah sudah berjanji.
Dan, bersyukur bukan hanya soal materi yang didapat. Banyak yang wajib disyukuri. Allah memberikan kita kesehatan hingga kita mampu menjalani aktivitas dengan sempurna. Allah memberikan kesabaran hingga kita mampu melewati hari-hari tanpa marah. Allah memberikan kecerdasan hingga kita mampu menyelesaikan masalah tanpa gegabah.
Jika kita mau menghitung-hitung nikmat yang sudah Allah berikan, pasti hitungan kita tidak akan menemui ujungnya. Artinya, tidak akan pernah terhitung. Tidak percaya? silakan dihitung. Dan, mulailah menghitung sejak kita masih berbentuk telur, hingga akhirnya berubah menjadi segumpal darah, kemudian menjadi bayi yang sempurna. Dan seterusnya... silakan menghitung.
Allah memberikan semua yang kita butuhkan. bukan yang kita inginkan. Jadi, jika memang yang kita inginkan belum terwujud, bisa jadi itu sebenarnya tidak kita butuhkan. Selalu berprasangka baiklah pada Sang Maha Pemberi Rezeki. Karena, semua yang ditakdirkan untuk kita adalah semata-mata untuk kebaikan kita. Termasuk rezeki yang Allah limpahkan untuk kita saat ini.
Dengan begitu banyaknya nikmat yang Allah telah berikan, masihkan kita enggan untuk bersyukur?
Semua dari kita pasti pernah mengalami perasaan seperti itu, entah dengan sesama teman bahkan saudara sendiri. Sifat iri memang menjadi sifatnya manusia. Biasanya, akan diikuti dengan dengki juga.
Allah telah mengatur rezeki kita. Sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Kadang-kadang, kitanya aja yang kurang sabar. Menyangka bahkan menuduh Allah tidak adil. Padahal, cuma Allah yang paling tahu, berapa kapasitas kita menerima rezeki.
Boleh jadi, kita tidak ditakdirkan menjadi pemenang di suatau lomba (blog misalnya) karena Allah telah menyiapkan yang lebih pantas. Boleh jadi, Allah tidak menakdirkan kita menang karena Allah tidak ingin kita berbangga hati dan akhirnya bersikap sombong. Banyak dan banyak lagi alasannya.
Kenapa kita tidak mensyukuri saja apa yang sudah ada. Itu akan jauh lebih menentramkan. Lihat di sekeliling kita. Ada anak-anak yang lucu dan sehat, suami yang pengertian, rumah yang layak dan orangtua yang masih sehat. Bukankah itu semua rezeki? Rezeki yang kadang lupa kita syukuri. Kenapa lupa? karena kita terlalu sibuk memikirkan apa yang belum kita dapatkan. Hingga apa yang ada di depan mata pun tidak tampak.
Bersyukur lah. karena Allah sudah berjanji.
Dan, bersyukur bukan hanya soal materi yang didapat. Banyak yang wajib disyukuri. Allah memberikan kita kesehatan hingga kita mampu menjalani aktivitas dengan sempurna. Allah memberikan kesabaran hingga kita mampu melewati hari-hari tanpa marah. Allah memberikan kecerdasan hingga kita mampu menyelesaikan masalah tanpa gegabah.
Jika kita mau menghitung-hitung nikmat yang sudah Allah berikan, pasti hitungan kita tidak akan menemui ujungnya. Artinya, tidak akan pernah terhitung. Tidak percaya? silakan dihitung. Dan, mulailah menghitung sejak kita masih berbentuk telur, hingga akhirnya berubah menjadi segumpal darah, kemudian menjadi bayi yang sempurna. Dan seterusnya... silakan menghitung.
Allah memberikan semua yang kita butuhkan. bukan yang kita inginkan. Jadi, jika memang yang kita inginkan belum terwujud, bisa jadi itu sebenarnya tidak kita butuhkan. Selalu berprasangka baiklah pada Sang Maha Pemberi Rezeki. Karena, semua yang ditakdirkan untuk kita adalah semata-mata untuk kebaikan kita. Termasuk rezeki yang Allah limpahkan untuk kita saat ini.
Dengan begitu banyaknya nikmat yang Allah telah berikan, masihkan kita enggan untuk bersyukur?
Kok, bisa baca pikiran saya sih Bun? Haha...Pernah ngerasa kaya gitu juga. Dan jawabannya persis ada di Surat Ibrahim tadi. Tfs, Selalu suka postingannya dan gambarnya makin kece... ^^
BalasHapusAlhamdulillah bunda sera... *terharu* saling mengingatkan yaa ^__^
HapusSetuju mak, ngapain sih ya dipikirin...Toh rezeki itu sudah ada yang mengatur, tinggal berdoa berusaha dan tetap bersyukur heheh... :)
BalasHapus