Sabtu, 23 Januari 2016

The Power Of Masak-Masakan



Judulnya agak maksa. Karena hampir 2 jam layar monitor kosong cuma gara-gara berpikir soal judul yang pas. Akhirnya, judul dengan kata depan yang mainstream itulah yang terpilih. 

Dan kalau dilihat dari judulnya, pasti sudah ada yang bisa menebak apa yang akan saya bahas. Disini saya tidak akan memberikan resep masakan atau tips bagaimana membuat kue agar tidak bantet. Disini saya akan bercerita soal masa kecil yang (agak) bahagia. Masa kecil yang cuma diisi sama main, ngerjain adik sampai nangis, kabur pas disuruh minum jus wortel, jatuh karena manjat pohon, dan tentunya belajar (kalau disuruh). 

Masa kecil yang jika dibandingkan dengan masa anak saya saat ini, ya jauh beda. Kebanyakan anak sekarang lebih kenal gadget dibanding permainan tradisional. Tapi jangan langsung mengjudge bahwa mereka tidak mau bermain permainan jaman orangtuanya. Bukankah sebenarnya mereka cuma melihat lingkungan mereka saja. Teman-teman sebayanya lihai menggunakan gadget. Geser layar hanya dengan satu jari. Mereka akhirnya meminta gadget atau diam-diam menggunakan gadget orangtuanya agar 'tidak ketinggalan' dengan teman mereka itu. 

Jadi, mungkin solusinya jika tidak ingin anak 'kecanduan' gadget ya orantuanya tidak usah main gagdet. Atau mungkin tidak perlu punya sekalian. Biar anak pun tidak familiar dengan gadget. Tapi kalau orangtuanya (mungin mamaknya) adalah blogger, rasanya mustahil kalau tidak punya gadget sama sekali. Jadi, pintar-pintar orangtua saja lah ya yang memberi batasan pada mereka *dibahas*. 

Kembali pada permainan masa kecil. Hampir semua permainan jaman dulu itu menyenangkan. Petak umpet, galaksi, congklak, dan masih banyak lagi. Tapi. ada satu permainan yang everlasting dan never ending, bagi saya. Permainan yang akan membuat saya menjadi perempuan sesungguhnya. Masak-masakan. Ketika kecil, jika sudah terlibat permainan ini, saya biasanya susah pulang. Kalau suara nyaring mamah belum berkumandang, saya pasti masih asik dengan kukis tanah liat, tart pasir, mie daun, dan nasi sterofoam. Rasanya kalau sudah bermain dengan itu semua, hidup terasa indah. 

Peralatan Masak Versi Anak

Dan ketika saya (berhasil) memiliki anak perempuan, saya pun menularkan hobi saya saat kecil. Dulu, saya hanya menggunakan barang-barang yang ada untuk bermain masak-masakan. Saya tidak punya mainan masak-masakan secara khusus. Makanya, kadang mamah suka ngomel ketika sendok, garpu, piring, dan mangkok untuk makan malah diisi pasir dan tanah. Tapi, buat Una saya membelikannya beberapa set mainan masak-masakan. Kadang saya yang excited kalau melihat maianan anak perempuan seperti masak-masakan, buah-buahan, kue-kuean, burger-burgeran dan serba an-an yang lain. Dan, suka tidak tahan untuk beli. Maklum, pas kecil ngga punya yang seperti itu. Jadilah, Una punya banyak mainan masak-masakan. Ya, walau sudah banyak yang hilang juga. 


Bagi saya, bermain masak-masakan bukan sekedar main tapi banyak memberikan manfaat. Diantaranya:

1. Anak (khusunya perempuan) diajarkan untuk suka memasak. Saya berani mengatakan bahwa memang seharusnya perempuan itu bisa masak. Walau hanya masak air, mi instan atau goreng telur. 

2. Melatih kreatifitas. Saya sering sekali menemani Una main bahkan saya jadi orang pertama yang 'mencicipi' masakannya. Disini kreatifitasnya muncul. Dia menjadikan apa saja yang ada sebagai 'bahan masakan'. Mobil-mobilan abangnya, penghapus, pulpen, kertas, robot-robotan adalah bahan masakannya. Merasakan imajinasinya ketika menganggap mobil-mobilan adalah sepotong ayam goreng lezat, penghapus sebagai tahu goreng, kertas sebagai roti, dan pulpen sebagai mie. Ya, memang ngga nyambung sama sekali. Tapi itulah kreatifitas anak dan kita harus menghargainya. Dengan mimik meyakinkan saya pun bilang "hmm.... enak banget dek ayam gorengnya" dan dia yang menerima pujian itu pun sumringah senang. 

3. Mengajarkan hidup hemat. Bermain masak-masakan secara tidak langsung melatih anak untuk tidak suka beli lauk di luar. Jadi, masak pasti lebih hemat dan kebersihanya terjaga. Masak apa saja yang ada. Memanfaatkan isi kulkas, mengolahnya jadi makanan yang enak. 

4. Memperkenalkan peralatan dapur sedini mungkin. Dengan main masak-masakan, Una akan tahu mana itu panci, wajan, kompor, teko, dan peralatan makan lain. Dia juga akan tahu fungsi masing-masing dari peralatan dapur tersebut. Jadi, tidak ada cerita masak air pakai wajan atau goreng telur pakai teko. 

5. Membuat anak belajar memahami pekerjaan orangtua. Memasak memang bukan pekerjaan yang sulit tapi tidak juga mudah. Ada trik tersendiri supaya makanan yang dibuat layak untuk dimakan. Ya, walau rasanya tidak sekelas chef bintang lima asalkan tidak membuat sakit perut dan tengggorokan, itu sudah Alhamdulillah. Una akan belajar bahwa membuat masakan enak itu butuh kreativitas, kesabaran, dan keikhlasan. Kreatif menciptakan masakan yang beda walau bahan dasar masakanannya itu lagi itu lagi. Sabar bahwa proses masak bukanlah magic yang seayunan tongkat bisa tersaji dengan rapih di atas meja. Ikhlas bahwa nanti pada kenyataannya makanan yang dimasak tidak habis atau bahkan tidak ada yang mau makan. 

Selain manfaat diatas, motorik halus dan kasarnya pun terasah. Jadi, bisa dikatakan bahwa bermain masak-masakan bukan sekedar have fun

Kalau dulu saya bermain masak-masakan dengan tanah, pasir dan benda-benda kotor lainnya. Ini tidak berlaku bagi Una. Una lebih memilih bermain di dalam rumah. Menuangkan semua peralatan masaknya ke atas lantai. Dengan atau tanpa teman sekalipun, dia tetap asik bermain. 

Una kalau sudah main masak-masakan biasanya akan susah berhenti. Dia akan masuk ke dalam cerita yang ia buat sendiri. Kadang dia yang masak, dia yang mencicipi, dia yang bilang enak, kadang juga bilang ngga enak.

Buatan Una
Jika sekarang banyak anak-anak yang lebih tertarik dengan gadget, maka tugas orangtua untuk membatasinya. Jangan sampai waktu mereka hanya habis di depan layar beradiasi itu. Kenalkan anak-anak dengan permainan yang lebih banyak melatih motorik kasar dan halusnya. Tidak ada salahnya ikut sama- sama bermain, seperti yang sering saya lakukan pada Una. Dengan begitu, kita akan lebih dekat dengan mereka. 

Lihat keseruan Una ketika main










24 komentar:

  1. Aih.. Sama sama mak nye.. Anak ku juga begitu

    BalasHapus
  2. Permainan dr jaman dulu yg tak lekang oleh jaman. Hanya peralatannya sj yg lebih bagus2 sekarang ya, Mbak... :)

    BalasHapus
  3. Aku waktu kecil ga pernah beli masak2an juga apalagi sekarang :) makasih ya udah ikutan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku pnya cm sdikit kbnykan pakai brg2 yg ada dirumah

      Hapus
  4. Saya dulu juga sukaaaa banget maen masak-masakan. Tapinya karena katanya maenan anak cewek suka dimarahin. Huehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha... Cowo klo suka main masak2an pasti gedenya jd hobi masak, betul ga?

      Hapus
  5. Lucu banget mainannya mak, jadi kangen masa kecil ih

    BalasHapus
  6. Ah aku dulu juga suka main masak masakan.

    BalasHapus
  7. Waktu kecil main masak2an seperti ini sering kulakoni bareng teman2.. Bedanya nih, kita gak pakai peralatan masak2an seperti saat ini, mainnya pake daunan yang dibikin jadi wadah2an.. Tungkunya dibuat dari balok2 kecil.. Kalo sekarang anak2 mah mudah main masak2an sdh dibelikan peralatannya seperti yg danyak kita jumpai di pasaran..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, aku jg pake barang2 yg ada di rumah aja. Jadinya sering dimarahin mamah krn sendok pd abis dipake mainan ;)

      Hapus
  8. Akuuuuu pernah main masak-masakan, ceritanya dulu belajar masak sebelum jadi Ibu hihi

    BalasHapus
  9. anek saya yg cewek juga suka masak2an ama temen2nya
    indahnya masa kecil.
    ternyata masak-masakan ada manfaatnya ya mbak Husna
    salam :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya dong pa, jadinya anak2 kreatif dan semoga gedenya pada suka masak

      Hapus
    2. Iya dong pa, jadinya anak2 kreatif dan semoga gedenya pada suka masak

      Hapus
  10. Iyayah banyak yg maen masakan di gadget tapi rasanya kurang seruuu hehee kurang keep in touch huhuu apasiiiih

    BalasHapus
  11. Anakku sampe sekarang masih suka main masak-masakan. Jelas saya sebagai pembelinya. Xixixi

    BalasHapus
  12. Aku jugaaaa suka semangat kalo liat mainan masak-masakan dijual di mall, rasanya pengin borong. Trus inget kalo anakku laki-laki, ganti mobil2an deh xD

    BalasHapus
  13. Kalau Fira sudah memboyong segala panci, piring gelas dari lemari piring ke ruang bermain...dach, tinggal emaknya yang capai beresin. Padahal udahan dibelikan mainan masak-masakan yang plastik itu

    BalasHapus
  14. Seneng bangeet mainannya lucu-lucu...
    Pengen beli tapi anakku cowo hihihi

    BalasHapus

Silakan Tinggalkan Komentarnya. Maaf, link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya.