Senin, 02 Mei 2016

Sayangi Bumi Dengan #BeliYangBaik Bagi Keluarga




Untuk melakukan kebaikan, kita bisa memulainya dari lingkungan terkecil yaitu keluarga. Bukan tidak perlu melakukannya pada lingkungan yang lebih besar. Tapi, jika keluarga sudah menerapkan kebaikan itu sendiri, maka akan mudah menerapkannya pada lingkungan yang lain. Misalnya saja, untuk menyayangi bumi, kita bisa melakukan banyak hal yang dimulai dari keluarga sendiri. 

Kebaikan apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga dan menyayangi bumi? Pertanyaan ini mudah, tapi implementasinya tentu tidak semudah menjawabnya. Iya, karena kita perlu konsisten dan kontinyu. Tidak cukup sekali saja membuang sampah pada tempatnya, tapi perlu tiap hari dan terus tiap hari. 

Saat ini bumi kita sedang mengalami masa kritis. Sudah banyak yang terjadi yang membuat bumi, tempat kita berpijak dan bernaung ini sedikit demi sedikit terkikis dan rapuh. Apa yang menyebabkan itu semua? Banyak. Siapa penyebabnya? Manusia, termasuk kita. 

Saat saya menelusuri fakta tentang bumi kita lewat mesin pencarian, saya cukup tercengang. Ternyata ada fakta mengerikan tentang bumi kita yang saat ini sedang terjadi. Iya, saat ini bumi kita benar-benar dalam keadaan kritis dan perlu diselamatkan. 


1. Pemanasan Global 

Ini bukan cuma isu tapi fakta yang harus ditangani. Pemanasan global ini akan terus menjadi hal terus disuarakan. Karena, isu ini sudah menimbulkan dampak buruk bagi bumi. Sudah banyak bencana yang terjadi, seperti badai besar, gelombang air pasang yang makin tinggi, kekeringan di banyak daerah, dan peningkatan suhu yang ekstrim. Bencana itu terjadi karena bumi sedang berusaha menyeimbangkan kembali keadaannya. 


Salah satu penyebab pemanasan global adalah efek rumah kaca. Ini bukan cuma berlangsung di negara kita, Indonesia. Tapi di seluruh dunia yang banyak diwarnai dengan gedung-gedung berdinding kaca yang menjulang tinggi. 

Efek rumah kaca ini menambah panas pada bumi. Karena panas yang harusnya bisa diserap, malah dipantulkan kembali. 

2. Perubahan Struktur Tanah

Semakin banyaknya pembangunan di sana sini, ternyata memberikan dampak yang tidak baik bagi tanah kita. Di Jakarta, saat ini masih banyak gedung-gedung baru yang dibangun. Padahal saya merasa, Jakarta itu sudah padat sekali. Gedung-gedung tinggi berjajar di tiap titik dan membuat sesak saja. Kalau sudah begitu, jangan heran kalau Jakarta selalu jadi langganan banjir tiap kali hujan besar turun. 

Itu disebabkan karena tanah mengalami penurunan level. Bagaimana tidak turun, jika terus menerus diberi beban gedung-gedung mewah dan tinggi. Tanah menjadi lebih padat dan sulit untuk menyerap air hujan secara maksimal. Kalau tanah tidak bisa menyerap air hujan, tidak heran kalau sampai banjir. 

3. Meningkatnya Kadar CO2 

Ini yang tidak kalah mengerikan. CO2 atau Karbondioksida adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon. CO2 berupa gas yang tidak berwarna dan berbau. Ketika dihirup pada konsentrasi yang lebih tinggi dari konsentrasi karbondioksida di atmosfer, ia akan terasa asam di mulut, mengengat di hidung dan tenggorokan. 

Yang termasuk dari CO2 adalah asap kendaraan, pembakaran hutan serta debu dan polusi lain. Semakin banyak orang yang menggunakan kendaraan berbahan bakar bensin, maka akan semakin banyak pula polusi yang dihasilkan. Terbayang sesaknya kalau berada di terminal atau jalanan ibu kota yang dipenuhi dengan kendaraan. Oleh sebab itu, kita perlu melindungi diri dari paparan polusi. 

Kalau dihirup terus menerus, maka akan banyak efek buruk yang dihasilkan. Salah satunya adalah munculnya penyakit karsinogenik seperti kanker. Efek lain yang mungkin bisa timbul adalah sesak napas, menurunnya daya dengar, peningkatan tekanan darah, tremor, sakit kepala, mual, dan masih banyak efek buruk lainnya. 

Selamatkan Bumi Untuk Masa Depan Yang Lebih Baik

Ini tugas kita hari ini.  Selamatkan bumi, sekarang juga. Dengan apa? Tentu dengan tidak melakukan tindakan yang akan membuat bumi kita makin bersedih. Ada banyak cara yang bisa kita lakukan. Lebih seru kalau kita melibatkan keluarga untuk sama-sama menyayangi bumi. 


Seperti yang dilakukan Unilever dengan kampanye brightFuture. Sebuah inisiatif global yang diluncurkan sejak tahun 2013 dan saat ini sudah diselenggarakan di 6 negara besar Unilever yaitu Indonesia, Amerika, Inggris, India, Brazil, dan Afrika Selatan. Kampanye ini mengajak jutaan orang di dunia untuk mewujudkan hari esok yang lebih cerah bagi anak-anak dan generasi mendatang. 

Kampanye brightFuture ini merupakan implementasi dari Unilever Sustainable Living Plan (USLP), yaitu strategi untuk mengurangi dampak negatif bagi lingkungan. Mungkin diantara kita sudah banyak yang tahu bahwa pabrik adalah salah satu penyumbang dampak negatif bagi lingkungan. Seperti polusi dan limbah industri yang dihasilkan. Untuk mewujudkan lingkungan yang lebih kondusif, Unilever kini telah menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan. 


Pada Talkshow "#BeliYangBaik Untuk Lingkungan Yang Lestari" pada tanggal 22 April 2016 lalu, Ibu Maria Dewantini D dari Unilever mengatakan bahwa Unilever akan terus berkomitmen untuk terus menjaga lingkungan untuk kehidupan yang lebih baik. Penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan pun sudah diterapkan dalam proses produksi. 

Saat ini Unilever sedang melakukan kampanye #BeliYangBaik yang bekerjasama dengan WWF Indonesia. Dengan membeli produk Unilever seperti Lipton, Bango, Lifebuoy, Pepsodent, Domestos, Dove, Molto, Rinso, dan Pure It dengan ukuran dan varian tertentu di Hypermart mulai 21 April-17 Mei, maka kita sudah ikut berdonasi sebesar Rp. 1.000 untuk program NEWtress. Program NEWtress ini merupakan program penanaman 10.000 pohon di jakarta, Jogjakarta, Tulungangung bersama WWF. 

Terlibatnya WWF dalam program #BeliYangBaik ini karena memang sejalan dengan misi WWF. Menurut Dewi Satriani dari WWF apa yang sedang diusung oleh Unilever ini akan berdampak positif bagi lingkungan. Kalau lingkungan sudah baik tentu akan berdampak positif pula bagi binatang  yang menjadikan hutan dan lingkungan hijau sebagai rumah tinggalnya. 

Dewi sempat merasa sedih melihat fenomena banyak binatang yang kehilangan tempat tinggal karena hutan tempat mereka bernaung dibabat habis demi kepentingan industri. Karena tidak punya rumah, tidak sedikit binatang yang mati. Jadi dengan program #BeliYangBaik ini, semoga akan lebih banyak tercipta lingkungan yang nyaman bagi semua mahluk. 

(ki-ka) Ibu Maria, Mba Dewi, Nola

Save Our Earth, Now!

Menurut Nola, yang ikut hadir dalam Talkshow #BeliYangBaik, menjaga lingkungan adalah tanggungjawab semua manusia. Nola punya cara sendiri dalam mengedukasi anak-anaknya agar lebih mencintai lingkungan. Ibu dari penyanyi cilik Naura ini selalu mengingatkan, bahwa menjaga lingkungan dan melestarikannya adalah tanggungjawab semua manusia. Hal sederhana yang dilakukan Nola adalah menyediakan ember di dalam kamar mandi. Jadi, Nola membatasi anak-anaknya terutama Naura untuk menggunakan shower. Karena, kalau mandi dengan shower, kita cenderung lebih boros. Sedangkan jika menggunakan ember, kita akan dituntut untuk mencukupkan satu ember itu untuk sekali mandi. 

Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan bumi? 


1. Menanam Pohon

Kegiatan menanam pohon ini akan lebih menyenangkan jika dilakukan bersama-sama. Satu orang menanam satu pohon dan bertanggung jawab dalam membesarkan pohon tersebut. Bayangkan jika banyak orang yang mau menanam, merawat, dan menjaga pohon yang ditanam, tentu bumi kita akan lebih sejuk dan hijau. 

2. Hemat Listrik

Yuk, gunakan listrik secara bijak. Matikan saja aliran listrik yang tidak diperlukan. Tidak perlu menyalakan lampu ketika siang hari, kecuali jika langit sangat mendung dan gelap. Ketika malam, saya sendiri hanya menyalakan lampu teras saja. Selebihnya, semua lampu dimatikan. Dengan begitu, kita juga menghemat biaya listrik.  

3. Hemat Penggunaan Air

Gunakan air seperlunya, lebih baik jika kita menggunakan ember atau penampung air di kamar mandi daripada menggunakan shower. Itu akan jauh lebih hemat. 

Yang hadi masalah adalah ketika anak-anak mandi. Anak-anak kan hobinya main air jadi bukan hal yang aneh kalau saat di kamar mandi, mereka bisa sangat lama sekali. Mereka akan berendam dan main air. Untuk mengatasinya, saya hanya terus mengingatkan pada mereka bahwa tidak boleh membuang-buang air. Saya menyentuh empati mereka dengan mengatakan bahwa masih banyak daerah yang kekurangan air.

4. Buang Sampah Pada Tempatnya

Ini yang harus terus digalakkan. Masyarakat kita masih banyak yang belum aware pada hal yang satu ini. Padahal jelas ada tempat sampah, tapi masih saja membuang sampah sembarangan. Yang paling miris adalah ketika seorang yang berada di dalam mobil mewah dengan entengnya melemparkan botol air mineral ke jalanan -____- rasanya saya kesal sekali. 

Kesadaran membuang sampah pada tempatnya memang harus dilatih sejak kecil. Anak-anak harus sudah dibiasakan untuk menyimpan sampah jika tidak menemukan tempat sampah. Ini yang saya terapkan pada anak-anak. 


5. Bijak Memilih Barang Dengan #BeliYangBaik

Nah ini yang tidak kalah penting. Selalu bijak dalam memilih barang, produk atau apapun. Terkadang kita membeli sesuatu bukan karena kebutuhan, tapi karena keinginan saja. Padahal jelas, barang itu tidak kita butuhkan. 

Seperti pengalaman Ibu Maria, yang membeli produk karena suka dengan kemasannya yang akhirnya malah produk itu tidak terpakai. Tentu tindakan seperti ini adalah pemborosan dan malah menjadi sampah. 

Setidaknya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum membeli produk, yaitu
  • Lihat fungsinya. Jangan membeli sesuatu hanya karena suka padahal tidak butuh. 
  • Lihat bahan bakunya. Apakah aman untuk digunakan.
  • Lihat proses produksinya. Ini bukan berarti kita harus berkunjung ke pabriknya untuk mengetahui bagaimana produk itu dibuat. Karena, kita bisa menelusuri semuanya lewat website atau membaca company profile dari perusahaan tersebut. 
  • Lihat kontribusinya pada lingkungan dan masyarakat. Kita bisa mencari tahu apa yang sudah dilakukan perusahaan pemilik produk tersebut bagi masyarakat. Apakah punya peranan dalam memberikan edukasi atau sesuatu yang baik bagi masyarakat. 
  • Lihat kemasannya. Apakah ramah lingkungan dan dapat didaur ulang. Kemasan yang ramah lingkungan tentu akan sangat worth it dan tentu tidak memberikan dampak negatif bagi lingkungan. 
Salah satu cara yang saya lakukan saat ini adalah membeli produk dengan kemasan keluarga (besar). Karena, dengan membeli dalam kemasan yang lebih besar artinya saya bisa berhemat daripada membeli dalam kemasan sachet yang kecil-kecil. Selain berhemat, dengan membeli dalam ukuran besar, kita juga bisa meminimalkan sampah plastik. 

Diantara 2 Pilihan ^____^
Dan Inilah Yang Jadi Pilihan :)

Selain itu, ketika berbelanja pun saya selalu membawa tas kain. Jadi, saya sudah tidak menggunakan kantong plastik lagi untuk membawa belanjaan. Lagi pula, sekarang kan kantong plastik sudah tidak gratis lagi. Walau hanya dihargai 200 rupiah, tapi kebutuhan kantong plastik saat belanja bisa sampai 10 kantong. Lumayan juga kalau dikalikan, lebih baik kan uangnya diberikan pada tukang parkir :)

Salah Satu Tas Kain Yang Saya Bawa Untuk Belanja

Kampanye #BeliYangBaik Untuk Lingkungan Yang Lestari

brightFuture yang diusung oleh Unilever mengajak masyarakat untuk mengikuti program #BeliYangBaik. 

  • Tulisakan inspirasi dalam menjaga kelestarian lingkungan di akun Facebook Unilever. Inspirasi terbaik bisa mendapatkan voucher belanja senilai Rp. 100.000 di Hypermart.

  • Atau, datang ke Hypermart dan ikuti kompetisi #BeliYangBaik. Kunjungi booth Unilever lalu tulis tips bagaimana kita menjaga kelestarian lingkungan. Inspirasi terbaik akan langsung mendapatkan voucher belanja senilai Rp. 200.000  untuk digunakan langsung pada kompetisi belanja yang sedang berlangsung. Dan pemenang kompetisi bisa mendapatkan hadiah utama voucher belanja senilai 1 juta rupiah. Booth Unilever ada di lokasi sebagai berikut;
Hypermart Balikpapan, 7 Mei 2016 bersama Meisya Siregar
Hypermart Palembang Square,  7 Mei bersama Mona Ratuliu
Hypermart Puri Indah Jakarta, 14 Mei 2016 bersama Ersa Mayori

Sekarang Saatnya!

Iya, sekarang saatnya menjadi bagian dari kampanye dalam melestarikan lingkungan. Untuk apa? Untuk hidup yang lebih baik, untuk anak-anak kita nanti, untuk bumi yang lebih hijau dan nyaman. Sehingga semua mahluk yang bernaung di dalam bumi, bisa hidup dengan aman. Agar tidak ada lagi bencana yang terjadi di bumi kita. 





16 komentar:

  1. Nah iya tuh, kadang beli yg ga perlu malah akhirnya jadi sampah baru :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dulu aku juga suka gitu, beli karena packagingnya lucu. Eh, malah ngga terpakai karena sayang kalau dipakai :p

      Hapus
  2. Lengkaaap infonya. Sukses ya utk lombanya :)

    BalasHapus
  3. hemat menggunakan air, save water for the best future

    BalasHapus
  4. semoga menaaaang... tulisannya bagus

    BalasHapus
  5. Kalo beli barang di mini market yang pertama aku lihat tanggal kadaluarsanya.. Lalu aku lihat harganya.. Kadang2 jauh lebih mahal bila beli di warung tradisional, hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul, selalu cek tanggal kadaluarsa bila membeli produk terutama makanan dan minuman.

      Hapus
  6. Infografisnya keren, pengin belajar saya
    BTW "Beli Yang Baik" meng-endorse Nugie kayanya
    dia pernah nyanyi lagu dengan judul yg sama

    BalasHapus
    Balasan
    1. yuuk eyang belajar infografis :) baru tau kalau nugie diendorese juga

      Hapus
  7. hai husna risalah..

    menjadi manusia yang peduli lingkungan adalah hal terpuji.. saya setuju..

    untuk sekedar menumbuhkan semangat cintai bumi dengan berkonsep berazaskan lingkungan juga pola pendidikan yang kita terapkan juga berpengaruh kepada anak dan sekitar kita.

    mulai dari yang terkecil adalah solusi terbaik lalu ke tetangga dan masyarakatnya dan berakhir di pilar global..

    oh iya.. secara umum tulisan bagus karena ada tulisan warna yang cukup mewakili yakni warna hijau. satu lagi warna kesukaan saya hehe..

    Mukhofas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo Mukhofas. Terima kasih sudah membaca artikel saya. Semoga kita menjadi manusia yang selalu peduli pada lingkungan ya.

      Hapus
  8. Sekarang memang bukan hanya sekedar membeli barang tapi juga banyak faktor yang menentukan, termasuk kontribusi produsen terhadap alam. Di sini amselalu ada pilihan environmental bag yang lucu-lucu.. Jadi saya koleksi :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau di amerika pasti sudah lama sekali ya gerakan save our earth ini dikampanyekan. Hal yang terkecil aja, kantong plastik. Disana udah ngga pakai kantong plastik lagi ya mba.

      Hapus

Silakan Tinggalkan Komentarnya. Maaf, link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya.