Rabu, 30 Agustus 2017

Top Generation Challenge, Saatnya Yang Muda Punya Start Up



Sebagai anak muda (asik) yang masih hobi banget nulisin mimpi, pasti bakal senang banget kalau salah satu dream list saya ada yang terwujud. Tahu sih, kalau mau terwujud ya harus usaha, kerja keras, dan ngga pernah putus asa. Yang terakhir itu kadang sulit dilakukan. Rasanya cuma yang berjiwa satria yang never give up. Mereka-mereka yang tahan banting lah yang bisa sukses meraih mimpinya.

Top Generation Challenge

Sekarang, di tengah era digital yang makin pesat, banyak anak muda yang beneran jadi kreatif. Abaikan lah ya anak muda yang malah memanfaatkan teknologi jadi sesuatu yang kurang baik. Karena, ngga sedikit anak muda yang menjadikan teknologi saat ini jadi sebuah alat yang mendatangkan income. Malah ada yang penghasilan lebih-lebih dari pekerja kantoran berpangkat manager. Cuma duduk mantengin laptop ditambah dengan ide-ide kreatif, mereka-para-anak-muda udah bisa punya penghasilan yang uwoww banget.

Anak-anak muda yang kreatif inilah yang jadi aset bangsa. Daripada pakai teknologi atau socmed buat ber-alay-alay ria, mending jadikan itu sebagai ladang penghasilan. Hanya dengan kemauan yang kuat plus ide-ide kreatif, kita bisa membuat teknologi menjadi bisnis yang menggiurkan. Sekarang sih banyak anak muda yang bikin startup dimana diantara mereka bisa sangat sukses dengan startup nya.


Sebut aja Nadiem Makarim dengan start-up yang dia kasih nama GoJek. Dengan memanfaatkan sarana transportasi yang udah familiar di masyarakat, dipoles dengan ide kreatifnya, maka start-up yang satu ini jadi pioner lahirnya transportasi berbasis aplikasi. Udah ngga keitung berapa banyak orang yang terbantu dengan aplikasi yang dia buat. Berapa banyak waktu dan rupiah yang juga ikut terselamatkan. Karena semuanya pasti setuju kalau naik ojek online jauh lebih murah dan cepat, ya kan.

Inovasi Nadiem bikin transportasi berbasis aplikasi akhirnya banyak diikuti oleh beberapa kompetitor. Namuun pada akhirnya, yang bertahan adalah mereka yang mampu survive. Begitu juga dengan bisnis lain. Membuat sebuah bisnis bukan cuma perkara modal aja, tapi tekad. Kalau modal udah ada tapi tekad yang ngga kuat, bukan ngga mungkin bisnis yang dirintis cuma sekejap aja. Tekad yang kuat, inovasi yang ngga pernah mati ditambah mental baja, adalah KUNTJI.

Top Generation Challenge, Buat Kamu Yang Muda dan Kreatif 

Buat yang merasa masih muda, kaya saya *kemudian disambit voucher* dan punya niat buat punya bisnis, coba deh ikutan challenge dari Top Coffee. Nama kompetisinya Top Generation Challenge.



Top Generation Challenge ini diselenggarakan oleh Top Coffee yang berkerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Top Coffee melihat kalau banyak banget anak muda kreatif dan berbakat menciptakan sesuatu yang baru. Coba deh lihat aja berapa banyak cafe kekininan atau kedai kopi yang menjamur di Jakarta dan kota-kota lain. Kebanyakan kafe-kafe itu dimiliki oleh anak-anak muda.

Menurut Edward Christian Djaja selaku Product Manager Top Coffee, latar belakang diadakan kompetisi ini bermula ketika Top Coffee mengamati kecenderungan anak muda saat ini. Para anak muda itu adalah pribadi yang kreatif yang selalu ingin menciptakan sesuatu yang baru. Anak-anak muda itu butuh wadah agar ide-ide brilian yang mereka miliki bisa tersalurkan. Terutama soal permodalan.


Oleh karena itu, Top Generation Challenge hadir untuk memberi wadah bagi mereka yang ingin merealisasikan bisnis start-up. Lewat kompetisi, anak-anak muda yang berambisi punya bisnis ditantang buat merealisasikan ide-ide brilian soal bisnis startup.

Kalau menurut Fadjar Utomo selaku Deputi Akses Permodalan Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) yang hadir pada acara press conference dan launching Top Generation Challenge, industri kreatif akan menjadi sektor utama dalam pertumbuhan ekonomi. Sampai saat ini aja, sumbangan industri kreatif sudah mencapai 10  dari total Pendapatan Domestik Bruto. Dan buat mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif, pemerintah memberikan bantuan berupa pembinaan intensif dan monitoring. Kabar baik nih buat para pelaku startup.

Kenapa Kamu (yang masih muda) Harus Ikutan Acara Ini ?


Saat kick off Top Generation Challenge yang diadakan di D.LAB (16/8) Jakarta, dihadirkan juga loh para dewan juri yang nantinya bakal menilai semua ide yang masuk. Mereka diantaranya Niluh Putu Ary Pertami Djelantik, Owner Ni Luh Djelantik, sebuah brand alas kaki yang sudah terkenal hingga keluar negeri. Ada juga Andrew Darwis selaku Founder KASKUS, sebuah komunitas daring yang membernya biasa disapa dengan sebutan 'agan', dan KASKUS ini jadi komunitas daring terbesar di Indonesia. Baik Niluh maupun Andrwe merupakan expert di bidang usaha rintisan. Mereka juga udah ngerasain gimana jatuh bagunnnya menjalankan bisnis.


"Dunia digital saat ini berkembang dengan sangat pesat, setiap tahunnya. Ada sebanyak 132 juta pengguna aktif internet dari total populasi di Indonesia yang mencapai 262 juta. Fenomena itulah yang akhirnya memunculkan banyak sekali startup lokal. Karena pengguna internet sangat banyak, mau ngga mau, sebuah bisnis harus bisa beradaptasi dalam bentuk digital" Ujar Andrew

Selain expert di bidang usaha rintisan, ada tim akademisi dari FE UNIKA Atma Jaya yang akan menilai proposal bisnis di Top Generation Challenge. Ngga perlu takut ribet buat bikin proposal, karena templete propsal bisa diunduh gratis di website resmi Top Generation Challenge (alamat websitenya ada di bawah yaa). Jadi, tinggal siapin tekad aja buat ikutan kompetisi ini.

Top Generation Roadshow

Buat memantapkan niat anak muda supaya yakin ikutan Top Generation Challenge, Top Coffee akan roadshow ke 5 kampus di 5 kota besar di Indonesia. Kota yang bakal dikunjungi adalah Jakarta (September), Medan (Oktober), Surabaya (November), Jogja (November), dan Bandung (Desember).

Acara roadshow ini sengaja digelar buat menguatkan jiwa wirausaha di kalangan mahasiswa. Iklmi wirausaha di kampus-kampus harus dibangun sedemikian rupa, supaya mahasiswa itu akrab dengan dunia wirausaha. Goalnya kan ketika mereka lulus kuliah, ngga pada berebut nyari kerja. Tapi, harapannya mereka bisa buka lapangan pekerjaan.


Selama roadshow berlangsung, akan ada Andrew Darwis dan Niluh Djelantink yang akan jadi mentor. Andrew dan Niluh akan berbagi pengalamannya selama membangun usaha, jatuh bangunnya, serta tips-tips bisnis yang pasti bermanfaat buat membangun usaha.

Intinya sih, jika berniat memiliki usaha, jangan pernah putus asa. Pesannya Niluh pada acara kick off Top Generation Challenge, ketika kita memutuskan untuk membangun usaha, harus siap dengan kegagalan. Karena yang namanya bisnis mah emang pasti ada gagalnya. Dan, yang bertahan dan mampu melewati kegagalan itu yang akan sukses. Rugi ratusan juta, ditipu, hingga hampir bangkrut, mungkin rintangan yang akan mewarnai perjalanan bisnis yang akan kita bangun. Kita harus siap. Makanya, sharing dengan mereka yang udah pernah melewati masa-masa itu, akan jadi bekal buat kita yang mau berbisnis.

Yuk lah, yang merasa masih muda *kaya saya* ikutan kompetisi keren ini. Karena ada total 450 juta (duit semua tuh) yang akan diberikan sebagai modal usaha. Gali ide se-kreatif mungkin, lalu siapkan proposal sebaik mungkin. The last, berdoa se-khusyuk mungkin supaya bisa menjadi bagian dari para pemenang Top Generation Challenge dari Top Coffee ini.




Laman Resmi Top Generation Challenge 

1 komentar:

  1. Wew... dulu pernah ikut acara financial festival, memang startup bisa jadi salah satu usaha buat anak muda, apalagi memanfaatkan kondisi sekarang ya, mba. Serba daring, tinggal pijit2 semua bisa.

    Mau buat usaga startup apa ya??? (Mikir keras) hehehe

    BalasHapus

Silakan Tinggalkan Komentarnya. Maaf, link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya.