Sabtu, 09 Desember 2017

Karena Isu Perempuan dan Anak Itu Tanggung Jawab Bersama


Queen hanya termenung. Garis wajahnya masih menyimpan trauma yang dalam. Lukanya cukup mengerikan. Dan, masa depannya terancam suram. Bocah berumur 5 tahun itu harus menanggung mimpi buruk. Mimpi yang mungkin tidak akan hilang seumur hidup. Apakah dia masih bisa menikah, jika keperawanan saja sudah tidak ada? 

-----


Cerita diatas memang fiksi yang saya buat. Tapi, ide ceritanya sungguh bukan fiksi. Kejadian sepeti itu sudah banyak sekali terjadi. Bahkan di lingkungan terdekat kita. Dan kejadian seperti itu baru-baru ini terjadi di dekat rumah saya. Rasanya tuh pengen lempar batu ke muka laki-laki stress itu. Saya juga ngga pernah habis pikir sama orang yang tega menyakiti anak-anak, demi kepuasan nafsunya. Saya rasa mereka yang menyakiti anak-anak dengan cara memperkosa, itu lagi ngga waras atau punya kelainan jiwa. 

Menurut Maman Suherman (Kang Maman), dalam acara Netizen Gathering 2017 bersama Serempak, IWITA, dan KPP-PA, Indonesia menjadi negara target pedofilia dunia. Ya Allah, ini benar-benar berita mengerikan. Saya sampai merinding dengan fakta yang disampaikan Kang Maman itu. Masih ingat kan beberapa waktu yang lalu, grup pedofilia dilabrak dan semua admin serta membernya dilaporkan ke pihak polisi? Di dalam grup itu ada ribuan 'orang bejat' yang mengincar anak-anak. Mereka memanfaatkan media sosial untuk menjaring korbannya. 

Fenomena maraknya pedofilia ini yang membuat kita sebagai orangtua punya tugas yang berat. Generasi digital atau yang lahir di era digital itu ngga bisa dipisahin dari dunia digital. Mau gimana pun, mereka pasti kenal dengan yang namanya internet. Karena memang dunianya. Di internet itulah kelompok stress pedofilia mencari mangsa. Kita nih sebagai orangtua ngga bisa menafikan kalau digital itu ya memang dunia mereka. Kita ngga bisa menjauhkan mereka dari dunia digital, tapi kita bisa membatasi. 


Komisi Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP-PA) memiliki program unggulan yang diberi nama Three Ends yakni Akhiri Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak, Akhiri Perdagangan Manusia, dan Akhiri Kesenjangan Ekonomi terhadap Perempuan. Menurut Ratna Susianawati dari KPP-PA, program tersebut diupayakan agar perempuan dan anak terlindungi dan mendapatkan hak sebagaimana mestinya. Upaya KPP-PA ini patut diapresiasi karena menjadi langkah untuk melindungi hak-hak perempuan dan anak.


Banyak isu dan kasus terkini yang menimpa perempuan dan anak. Seperti, tindak kekerasan, pelecehan sexual, sampai diskriminasi terhadap perempuan sekarang ini makin banyak terjadi. Bukan terjadi di lingkungan terdekat aja, tapi sudah merambah ke ranah dunia pekerjaan. Untuk lingkungan kerja, banyak terjadi pada para tenaga kerja kita yang bekerja di luar negeri. Ketika saya ke Hongkong, saya banyak sekali dapat informasi tentang keadaan para pekerja perempuan di sana. Tentang penganiayaan yang dilakuan oleh majikan, pelecehan sexual hingga soal gaji yang ngga dibayarkan. Semuanya benar terjadi, tapi banyak yang luput dari pemberitaan.

Sedih rasanya dengan ketidakadilan yang diterima para perempuan. Padahal dalam islam, perempuan adalah mahluk istimewa. Islam meninggikan derajat perempan karena perempuan berani menukar nyawanya demi melahirkan seorang anak. Perempuan itu mulia di dalam Islam, harus dihormati, diperlakukan dengan baik, dan diberi haknya. Tapi yang terjadi saat ini, banyak perempuan yang dilecehkan, ngga diberi haknya, hingga dianggap 'cheerleader'. Makanya, upaya yang dilakukan KPP-PA terhadap perempuan harus kita support semampu kita.


Ina Rachman SH, MH, seorang pengacara yang dijuluki 'Spesialis Menangani Kasus Perempuan Tertindas' ini jadi salah satu narasumber juga di Netizen Gathering. Mendengar kisahnya selama menangani kasus-kasus yang berhubungan dengan perempuan, membuat saya miris.

Ada banyak sekali kasus yang sudah beliau tangani, mulai dari pelecehan seksual hingga yang sekarang lagi booming yaitu soal Pelakor. Duh, ya ampun itu bahasan sungguh bikin gemes. Menurut Ina, banyak kliennya adalah korban Pelakor yang ingin masalahnya dirahasiakan. Ina yang menyebut Pelakor dengan sebutan Hello Kitty ini mengatakan kalau kasus Pelakor saat ini jumlahnya sangat banyak. Perempuan yang jadi korban, pastinya sangat terpukul dan down. Makanya, jika ada kasus Pelakor yang diviralkan di media masa, si korban malah tambah down. Malah bukan ngga mungkin berujung pada usaha bunuh diri.

Melindungi hak-hak perempuan bukan berarti perempuan ingin selalu diistimewakan. Kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan dimaksudkan agar peran laki-laki dan peran perempuan itu ada di batas yang seharusnya. Laki-laki itu memang menjalani 4 kodrat alaminya perempuan seperti menstruasi, hamil, melahirakan, dan menyusui. Itu kodratnya perempuan yang ngga bisa dialihkan ke laki-laki. Tapi kalau soal pekerjaan, antara perempuan dan laki-laki tentu bisa berjalan beriringan. Pekerajaan laki-laki bisa dikerjakan oleh perempuan, begitupun sebaliknya.

Sebagai perempuan, saya memang sedih dengan kasus-kasus yang menimpa perempuan di luar sana. Tindakan nyata yang bisa saya lakukan adalah dengan mendukung program Three Ends yang digagas oleh KPP-PA. Sebagai seorang Netizen, yang bisa saya upayakan adalah dengan selalu membuat konten positif terkait perempuan dan anak, ngga asal share berita yang belum jelas kebenarannya, hingga mendukung program-program pemberdayaan perempuan. Ya, semoga dengan langkah itu, perempuan-perempuan di Indonesia ngga merasa hidup sendirian.



Pengaduan Masyarakat untuk Tindak Kekerasan 
0821-25751234



1 komentar:

  1. i hate the pedofil person,,,rasanya nggak sanggup liat anak2 jadi trauma dan takut seumur hidup karena mereka ini :(

    BalasHapus

Silakan Tinggalkan Komentarnya. Maaf, link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya.