Senin, 19 Februari 2018

Tips Agar Anak Suka Menabung


"Ini ya nak, UANG JAJANnya. Kalau ada SISAnya ditabung ya" 

Tips Agar Anak Suka Nabung. Itu ucapan saya hampir tiap pagi sebelum anak-anak berangkat sekolah. Ada yang salah ngga dari ucapan saya itu? Atau siapa yang mengucapkan itu juga pada anak-anaknya? 

tips-nabung-buat-anak


Mungkin kita merasa kalau apa yang kita ucapkan itu ya biasa aja. Ngga ada salahnya karena memang sering sekali diucapkan. Tiap kali anak mau berangkat sekolah, kita berikan uang jajan. Gunanya, ya udah jelas buat mereka jajan selama di sekolah. Kalau saya, si abang aja yang dikasih uang jajan. Sedangkan si kakak ngga dikasih karena memang ngga diperkenankan bawa uang ke sekolah. Di sekolahnya kakak pun memang ngga ada kantin jadi ya mau jajan dimana pula. 

Kita menganggap kata 'UANG JAJAN' untuk anak sekolah ya itu biasa. Padahal sebenarnya itu SALAH buibu. Saya sempat kaget kalau penggunaan kata 'UANG JAJAN' itu salah. Karena, yang benar itu 'UANG SAKU'. 

Saya dan puluhan wali murid di SDN 12 Pagi Ragunan kompak mengucapkan 'oooo' ketika Psikolog Roslina Verauli, M.Psi menjelaskan soal uang jajan ini. Kami jadi saling pandang loh karena ternyata apa yang kami ucapkan tiap pagi itu salah. 

Harusnya, orangtua mengatakan 
"Nak, ini UANG SAKUnya. SIMPAN dulu buat ditabung, sisanya baru buat jajan" 
Jadi, logika yang diberikan Psikolog Vera begini, kalau kita bilangnya UANG JAJAN, maka anak akan menggunakan semua uangnya buat jajan. Udah gitu, kita juga bilang "......kalau ada SISAnya ditabung" itu kalau ada sisanya, kalau ngga? ya anak ngga akan pernah punya tabungan. Padahal idelanya, uang tabungan itu diambil terlebih dulu sebelum dikeluarkan buat yang lain.

Soal konsep nabung kaya gitu, sebenarnya berlaku ngga cuma buat anak-anak. Tapi juga berlaku dan harusnya diterapkan oleh semua orang. Jadi kalau dapat penghasilan, ambil buat tabungan dulu baru dikeluarkan buat yang lain. 

Sebelum saya kasih tips menabung buat anak sekolah, saya sharing sedikit yaa materi dari Psikolog Vera ketika saya menghadiri Citi Parenting talkshow 'Cerdas Finansial Sejak Dini" pada hari kamis (15/2) yang lalu di SDN Ragunan 12 Jakarta. 

Jadi, kita harus tahu dulu apa perbedaan antara Kebutuhan dengan Keinginan nih buibu. 
Kebutuhan adalah salah satu aspek psikologis yang menggerakkan mahluk hidup dalam aktivitas-aktivitasnya dan menjadi dasar (alasan) berusaha. Contoh kebutuhan manusia : pangan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan. (wikipedia)
Sedangkan Keinginan adalah hasrat dan bersifat subyektif, tidak terlalu berpengaruh pada kelangsungan hidup seseorang. Biasanya hanya pemenuhan kepuasan semata dan cenderung menyesuaikan terhadap selera individu. (sumber : disini
Dari penjelasan di atas, jelas ya perbedaan antara kebutuhan dengan keinginan. Jadi, kalau buibu udah punya puluhan hijab warna-warni, lalu masih kalap dengan sale hijab dari olshop, itu namanya keinginan yes. Keinginan yang padahal kalau ngga terpenuhi pun ngga sengsara-sengsara amat.

tips-agar-anak-mau-menabung
#The Tazakka Sudah Punya Tabungan Sendiri Dong :) 

Pun begitu juga dengan kebutuhan dan keinginan anak. Anak yang merengek minta dibelikan mainan, padahal dia udah punya banyak mainan, itu hanya keinginan aja yang ngga perlu selalu dituruti. Sebagai orangtua, kita harus punya kendali. Ngga semua keinginan anak harus selalu diiyakan. Apalagi buat hal yang bersifat kesenangan belaka. 

Menurut Psikolog Vera, kalau kita terus-terusan menuruti keinginan, maka kita akan terjebak dalam perilaku Hedonic Treadmill, bukan terjebak nostalgia ala Raisa. Hedonic Treadmill adalah perilaku hedonic yang terus berputar secara terus menerus. 

See - Want - Buy - Happy - Adapt - (dan kemudian kembali pada See) 

Itu terus berputar dan menyebabkan kita jadi pelaku Hedonic Treadmill. Jadi boros dan konsumtif pada hal-hal yang kurang penting. Pemenuhan gaya hidup yang tujuannya buat kepuasan semata aja. Padahal, cost gaya hidup sangat bisa untuk hidup di tahun-tahun berikutnya. 

Jadi, tahan-tahan diri lah ya. Kalau si olshop bikin sale gila-gilaan, keluarin varian hijab atau produk baru, ngga usah kalap. 

Sekarang giliran tips menabung untuk anak atau gimana caranya agar anak suka menabung
  • Ketika memberikan uang ketika anak sekolah, selalu katakan 'simpan dulu untuk tabungan, sisanya baru untuk jajan' Walau anak hanya menyimpan 1.000 rupiah, itu sudah sangat baik. Karena bukan soal nominalnya, tapi soal kebiasaannya. Jika dibiasakan seperti itu, maka anak akan terbiasa dengan menabung dulu sebelum jajan. 
  • Kita potong duluan uang jajan anak. Misalnya seperti ini, jatah uang saku anak itu 10.000, maka kita bisa langsung memotong 5.000 rupiah untuk langsung dimasukan kedalam tabungannya. 
  • Jika anak menginginkan sesuatu, minta mereka untuk menabung dulu. Katakan pada anak untuk menyisihkan uang saku untuk ditabung sebelum digunakan untuk jajan. Kita bisa menawarkan diri untuk menyimpan uang tabungannya. Tapi jangan dipakai ya buibu 😂😂 Ingat, itu uang anak loh yaa. 
  • Tahan anak untuk ngga memakai semua uang tabungannya untuk membeli sesutu yang diinginkan itu. Gunakan hanya sebagiannya aja, sisanya biarkan ada di dalam tabungan. Dengan begitu, anak akan tetap punya tabungan. 
  • Membawakan bekal kesukaan anak dari rumah, salah satu cara supaya anak ngga jajan di sekolah. Kalau sekolahnya sampai sore, kita bisa bawakan makan siang dan cemilan dari rumah. Dengan begitu, anak jadi menahan diri dari godaan jajan.
  • Jika tabungan yang anak simpan di rumah sudah banyak, ajak anak untuk menyimpan tabungannya di bank. Biasanya, bank membebaskan biaya administrasi khusus pada tabungan anak. Setoran awal dan minimal menabungnya pun tergolong terjangkau untuk ukuran anak. Menabung di Bank saat ini masih yang paling aman dan bisa membuat anak menahan diri untuk ngga bersifat konsumtif. 

Itu tips menabung untuk anak dan agar anak terbiasa untuk menyisihkan uang sakunya untuk dijadikan sebagai tabungan. Saat kita mengajarkan anak untuk menabung, kita juga mengajarkan pada anak untuk cerdas finansial sejak dini. Kalau dari kecil udah suka nabung, pas udah gede kan mereka jadi terbiasa. 

Prestasi Junior Bersama Citi Indonesia Dukung Kecerdasan Finansial Anak Sejak Dini 


Cerdas Finansial Sejak Dini adalah salah satu concern dari Citi Indonesia. Melalui payung kegiatan kemasyarakatannya yang bernama Citi Peka (Peduli dan Berkarya) bersama Prestasi Junior Indonesia, mengadakan Citi Parenting Talkshow. Tahun ini, sekolah pertama yang dikunjungi adalah SDN Ragunan 12 Pasar Minggu, Jakarta Selatan.




Tahun ini adalah tahun kedua dalam rangkaian program edukasi 'Digital Financial Literacy for Children' yang didanai oleh Citi Foundation. Program ini rencananya akan terus berlangsung hingga Maret 2018. Melibatkan 2.947 siswa dari 12 sekolah dasar di 5 kota besar yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, dan Denpasar. 

Selain wali murid yang belajar soal cerdas finansial, anak juga diajak untuk belajar manafaat menabung. Di kelas, ada kakak-kakak dari Citi Volunteers yang mengajarkan anak-anak soal perbedaan keinginan dan kebutuhan, metode pembayaran (tunai, debit, dan kredit), serta pengetahuan dasar soal kewirausahaan.


Semuanya dipelajari dengan sangat fun lewat sebuah tablet. Setiap anak difasilitasi sebuah tablet edukasi yang memang sudah didesain untuk belajar. Anak-anak jadi ngga merasa lagi belajar, karena konsep belajarnya interaktif dan menyenangkan. 
"anak-anak harus diberikan pemahaman bagiamana orangtua mendapatkan uang. Ketika dapat uang, anak diajarkan untuk menyisihkan uang terlebih dulu untuk ditabung. Lewat kemitraan antara Citi Indonesia dan Citi Foundation, diharapkan anak-anak dapat memiliki gambaran dan pengetahuan tentang manfaat keuangan"
Ungkap Robert Gardiner, Management Advisor Prestasi Junior Indonesia.


Acara talkshow di SDN Ragunan 12 ini dihadari oleh Isbadyah, S.pd selaku Kepala SDN Ragunan 12,  M. Tamrin selaku perwakilan Dinas Pendidikan DKI Jakarta, dan Joko Susilo selaku Pengawas Pelaksana Pendidikan Pasar Minggu.

Ananta Wisesa, Head of External Communications Citi Indonesia mengatakan kalau kegiatan ini ditujukan kepada anak-anak agar mereka menjadi anak yang cerdas finansial sejak dini. Anak-anak akan terbiasa menyisihkan uang untuk ditabung jika dibiasakan sejak kecil. Dengan begitu, ketika mereka dewasa, mereka pun akan terbiasa menabung. 

citi-indonesia
(dari ki-ka) Ananta Wisesa, Joko Susilo, Robert Gardiner, Roslina Verauli, Elvera N Makki, Isbadyah, M. Tamrin (sumber : Citi Indonesia)


Yuk, Nabung!


Dari tips menabung untuk anak yang sudah saya share di atas, semoga bisa membantu ya. Buat buibu yang mau mengajarkan anaknya untuk rutin menabung, boleh loh dicoba tipsnya. Kebiasaan menabung sejak kecil, pasti akan berdampak baik bagi mereka ketika besar.



Wali Murid SDN Ragunan 12 

Anak diajarkan untuk menahan diri dari perilaku konsumtif, ngga sembarang mengeluarkan uang hanya untuk memenuhi keinginan, sehingga nantinya anak-anak terhindar dari perilaku Hedonic Treadmill. 

Yuk, ajak anak-anak buat nabung! mulai dari celengan di rumah pun tak apa. 


15 komentar:

  1. Tulisan yang sangat inspiratif, semoga segera bisa saya terapkan pada diri sendiri dan nanti pada keluarga.

    Oh ya Bunda, boleh dong bagi tips atau cara yang biasa Bunda pakai untuk mengendalikan keinginan anak dalam membeli suatu barang, misalnya mainan. Terima kasih Bunda :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih pak sudah mampir ke tulisan saya.

      Untuk usulanya, Insya Allah nanti saya tuliskan ya. Terima kasih :)

      Hapus
  2. Keren banget, Mbak. :D Sangat menginspirasi. :D

    BalasHapus
  3. sama-sama mba, terima kasih udah mampir :)

    BalasHapus
  4. Tertarik dengan kata "Nak, ini UANG SAKUnya. SIMPAN dulu buat ditabung, sisanya baru buat jajan" soalnya saya selama ini malah terbalik jajan dulu baru nabung duit jajan habis tidak jadi nabung he he

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, sama. Saya pun selama ini bilangnya 'uang jajan' bukan 'uang saku'. Tapi sekarang, saya udah ubah jadi 'uang saku'

      Hapus
  5. wahh makasih ci diingetin lagi soal ngajarin anak nabung, gw biasanya jg bilang mereka utk nabung sisanya, kebalik ya huhuhu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha... iyaa, kebiasaan yaa. Nabung kalo ada sisanya. Padahal tabungan itu harusnya bukan sisa :)

      Hapus
  6. Tipsnya mantep. Aku udah terapin ke anak gimana pentingnua menabung, dari celengan dulu, sekarang sudah ke tabungan di sekolahnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamduillah, sekarang juga aku udah bikinin tabungan di bank buat anak-anak.

      Hapus
  7. mengajarkan anak menabung sejak dini itu bagus sekali, apalagi diberi motivasi uang hasil tabungannya buat modal beli mainan impiannya. Pasti tambah rajin nabung.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bener kang. kalau ada motivasinya, nabungnya jadi pada rajin :p

      Hapus
  8. menabung sejak dini memang sangat penting terutama bagi masa depannya...ulasannya menarik sekali mbak

    BalasHapus

Silakan Tinggalkan Komentarnya. Maaf, link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya.