Senin, 21 Oktober 2019

Transportasi Di Indonesia Dari Masa Ke Masa, Apakah Semakin Nyaman?



Karena berasal dari keluarga yang biasa saja, sejak kecil saya sudah terbiasa untuk 'akrab' dengan transportasi umum. Kaya angkutan kota (angkot) yang jadi transportasi saya sehari-hari ketika berangkat sekolah. Pernah diantar papah dengan motor bebeknya, tapi itu sangat bisa dihitung dengan jari. Selebihnya saya (terpaksa) berangkat sendiri. 



Ketika beranjak besar, saya bersyukur, karena mamah papah pernah 'tega' membiarkan saya naik transportasi umum sendirian. Bahkan ketika saya SD kelas 2, mamah sudah meminta saya untuk berangkat sekolah sendiri. Menempuh jarak sekitar 4 kilometer dengan koasi (angkot di Bekasi) untuk sampai di sekolah. 

Efeknya, saya jadi berani kemana-mana sendirian. Saya tidak canggung dan bisa santai ketika mamah meminta saya mengantarkan hasil jahitan ke Grogol, Jakarta Barat. Saat itu saya sudah SMP, dan bolak balik ke Grogol sering saya lakoni dengan bus. Entah apa yang ada di pikiran mamah, sehingga percaya kalau anak gadisnya bakal sampai di tujuan dan kembali dengan selamat. 

Kemana-mana dengan transportasi umum itu menyenangkan. Banyak sekali pengalaman yang saya dapat. Termasuk berinteraksi dengan pedagang asongan yang silih berganti masuk ke dalam bus. Sekadar bisa beli tahu dan kacang saja sudah bahagia sekali. Wajah transportasi saat itu masih sangat friendly dan aman. Sehingga seorang anak kecil saja bisa dengan santai bolak balik ke Jakarta, sendirian. 

Transportasi di Indonesia Dari Tahun Ke Tahun 


Sampai saya SMK, saya masih menggunakan transportasi umum. Malah sekolah saya saat itu lebih jauh dari rumah, sekitar 25 kilometer. Jalur bus kecil yang biasa saya sebut 'tigaperempat' melewati tol, sehingga durasinya bisa lebih cepat. 3 tahun bolak-balik Bekasi - Cikarang, tidak membuat saya lantas bosan. 

Tapi, saya sempat takut ketika harus naik bus kecil itu sendirian. Sempat terjadi beberapa kasus yang membuat saya harus selalu waspada. Mulai dari pencopetan, pelecehan seksual, hingga pemerkosaan. Jangan tanya bagaimana mengerikannya. Lebih mengerikan dari seorang guru yang berdiri di gerbang sekolah waktu hari senin, sambil memerhatikan seragam yang kita pakai. Makanya saya selalu berkelompok ketika berangkat dan pulang sekolah. Setidaknya, kalau terjadi apa-apa ya tidak sendirian. 

Pengalaman saya menggunkan transportasi umum mungkin juga dialami oleh orang lain. Yang jelas, menggunakan transportasi umum adalah cara untuk menghemat ongkos. Uang jajan yang tidak seberapa, bisa cukup untuk satu hari sekolah. Sesekali beruntung karena ada teman yang bayarin atau saat berangkat dengan 'teman dekat' #ehmmm. 

Transportasi adalah perpindahan manusia atau barang, dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan, yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Transportasi dibagi menjadi 3 ; transportasi darat, laut, dan udara. (Wikipedia)

Wajah transportasi di Indonesia dari tahun ke tahun terasa sekali perkembangannya. Dulu, tidak terbayangkan kita bakal punya kereta bawah tanah semacam MRT, kereta listrik tanpa pedagang asongan dan pengamen, bus nyaman yang memiliki halte-halte pemberhentian, hingga ojek yang bisa dipesan lewat gawai. 

Kemajuan transportasi di Indonesia bukan tanpa sebab. Makin masif dan mobilenya masyarakat kita, kebutuhan akan transportasi yang aman dan nyaman pun makin tinggi. Walau masih banyak yang tetap nyaman dengan kendaraan pribadi, namun tidak sedikit yang lebih memilih naik transportasi umum. Alasan mereka yang menggunakan transportasi umum; bisa tidur, socmed-an tanpa perlu khawatir ditilang polisi, tidak perlu pusing cari parkiran, dan murah meriah. 

Seperti yang kita ketahui, transportasi itu terbagi atas 3 yaitu; transportasi darat, laut, dan udara. Ketiganya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun, biasanya kita akan memilih transportasi sesuai dengan kebutuhan dan (tentu saja) budget. 

Jika ditarik mundur, perkembangan transportasi secara global dimulai sejak penemuan roda sekitar 3500 tahun sebelum masehi. Saat itu, roda yang dibuat masih berbahan dasar kayu. Seiring waktu, roda kendaraan pun berubah menjadi lebih baik, seperti yang kita lihat saat ini. Bayangin kalau tidak ada kemajuan teknologi. Mungkin saja kita masih menaiki kendaraan beroda kayu.

Perkembangan Transportasi Ibukota 


Menurut cerita papah, dulu di Jakarta ada trem. Semacam kereta api bergaya klasik yang memiliki jalur di jalan umum. Hingga kini, jalur tremnya masih bisa temui di kawasan kota tua. Saya jadi teringat trem yang saya naiki ketika traveling ke Hongkong 2 tahun lalu. Menyenangkan sekali naik kereta dengan jalur yang menyatu dengan jalan umum.

Saat ini, kita sudah bisa menikmati transportasi dengan sangat nyaman. Banyak sekali kemajuan selama puluhan tahun berlalu. Yang paling terlihat perkembangannya adalah Jakarta yang jadi ibukota negara. Sepertinya, pemerintah memang sangat memikirkan sekali perubahan pada wajah ibukota kita. Perlahan tapi pasti, sistem transportasi pun diperbaiki dan ditingkatkan.

Dulu, ketika jaman kolonial, delman menjadi moda transportasi umum yang sering digunakan masyarakat. Setelah delman, Belanda yang menjajah negara kita mengenalkan trem sebagai moda transportasi yang lebih modern dan cepat dari delman.

Sekitar tahun 1930 - 1989, becak hadir sebagai pilihan transportasi. Kendaraan roda tiga yang menggunakan sepeda ini awalnya beroda dua yang ditarik oleh seseorang. Di Jepang, kendaraan ini masih eksis loh, malah 'sang kusir' nya biasanya bertubuh kekar dan ganteng.

(sumber : senibudaya12.blogspot.com)

Tahun 1970, Gubernur Jakarta Ali Sadikin mengenalkan Helicak sebagai pengganti becak. Helicak menggunakan mesin sehingga lajunya bisa lebih cepat. Lalu, 1972 taksi meter mulai muncul. Moda transportasi seperti mobil pribadi ini menggunakan argometer, sehingga tidak perlu tawar menawar harga.

Selain itu ada bemo, opelet, bajaj mulai menghiasi jalan-jalan ibukota mulai tahun 1960an. Namun, dari waktu ke waktu jumlahnya makin sedikit karena dianggap tidak ramah lingkungan. Kehadiran mikrolet pada 1970an mulai menjadi alternatif moda transportasi yang lebih modern. Metromini, bus kecil berwarna orange juga mulai muncul sebagai transportasi yang lebih banyak rutenya.

Tahun 1980an, ada bus tingkat yang jadi favorit semua anak kecil pada saat itu. Termasuk saya yang girang luar biasa saat papah mengajak jalan-jalan naik bus tingkat. Sempat hilang dari peredaran, kini bus tingkat kembali hadir di jalanan ibukota sebagai bus wisata. Sayangnya saya belum sekalipun naik bus yang dipanggil 'mpok siti' ini.

Awal tahun 2000, pemerintah benar-benar melakukan banyak perubahan soal transportasi. Kehadiran Transjakarta, jadi awal munculnya moda transportasi massa yang lebih nyaman. Dan kini, di tahun 2019 ini, Indonesia resmi memiliki MRT.

Sudah Nyamankah Transportasi Kita? 


Alhamdulillah, saya pernah merasakan semua transportasi baik darat, laut, dan udara. Transportasi darat seperti bus, kereta api, ojek, angkot biasa menemani saya ketika harus menghadiri satu acara. Kesempatan menyebrang laut dengan ferry saya dapat ketika pulang kampung ke Padang, serta ketika berlibur ke Bali. Sedangkan transportasi udara seperti pesawat, saya gunakan ketika traveling ke beberapa negara seperti Singapura, Malaysia, Bangkok, dan Macao.

Tidak hanya ibukota yang menikmati kemajuan transportasi, daerah-daerah lain pun turut jadi sasaran pemerintah dalam meningkatkan aksesbilitas transportasi.

KRL Makin Nyaman, Bahkan Ketika Bawa Bayi Sekalipun

Menteri Perhubungan, Budi Karya mengenalkan program Indonesia Sentris yang tujuannya membuka keterisolasian. Kita tahu kan kalau ada daerah 3TP (Terluar, Terdepan, Tertinggal, dan Perbatasan). Program Indonesia Sentris yang digaungkan oleh Kementrian Perhubungan dimaksudkan agar daerah yang masuk ke dalam Daerah 3TP bisa mendapatkan akses transportasi.

Dalam kurun wakttu 5 tahun ini, pembangunan infrastruktur transportasi di seluruh daerah sudah mulai merata. Dengan dukungan aksesbilitas terhadap daerah 3TP seperti penyediaan prasaran seperti 18 rute tol laut, dapat menekan disparitas harga di kawasan Indonesia Timur. Selain itu, ada 891 trayek angkutan perintis (angkutan jalan, SDP, kereta api, laut, dan udara), serta pembangunan dan pengembangan 131 bandara di daerah rawan bencana, perbatasan, dan terisolir.

Happy karena akhirnya, Jakarta punya MRT


Jujur, saya sendiri merasakan sekali kalau infrastruktur transportasi di Indonesia makin baik. Walau masih perlu perbaikan dan peningkatan kualitas, namun transportasi yang ada saat ini sudah cukup mumpuni.


Tips Aman Naik Transportasi Umum, Agar Aman dan Selamat Sampai Tujuan


Bagi sebagian orang, naik transportasi massa dimana penumpangnya banyak jadi satu momok. Makanya, mereka lebih memilih transportasi yang personal seperti taksi atau ojek online. Maunya kan, naik transportasi umum itu aman-aman saja. Tapi kita tidak menduga kapan kejahatan bakal terjadi. Jadi, kita perlu jaga diri ketika berada di dalam transportasi umum. 

Salah satu angkutan umum yang paling sering menjadi sasaran copet adalah metromini dan kopaja. Angkutan ini tidak sekadar bandel di jalan raya, karena banyak sopirnya yang masih belum punya KTP, tapi jadi sarang copet juga. Entah sudah berapa banyak orang yang jadi korban copet di angkutan ini. Saya, salah satu yang hampir jadi korban. Beruntung, tindakan si copet ketahuan dan dia buru-buru turun. 

Oleh karenanya, kita memang harus sangat hati-hati ketika menggunakan sarana transportasi umum. Berikut tips yang mungkin bisa dilakukan agar selamat selama di perjalanan. 
  • Hindari menggunakan pakaian dan perhiasan yang mencolok. Berpakaian yang santai dan biasa saja untuk menghindari tatapan copet. Jika mau tetap memakai pakaian glamour dan perhiasan yang aduhai, lebih baik bawa kendaraan sendiri. 
  • Jangan menggunakan gawai selama di dalam kendaraan umum. Banyak aksi nekat pencopet disebabkan melihat gawai yang sedang kita pegang. 
  • Jangan takut untuk berteriak dan meminta pertolongan jika melihat ada aksi pencopetan atau pelecehan seksual. Orang jahat bisa beraksi karena diamnya orang baik. Jadi, speak up dan tidak perlu takut. 
Semoga tips aman naik transportasi umum yang saya tulis bisa membantu. Kejahatan bisa terjadi dimana saja. Makanya, tindakan preventif perlu kita lakukan agar selama menggunakan transportasi umum bisa lebih nyaman.

Oh iya, satu yang perlu kita tanamkan dalam diri, bahwa transportasi umum adalah milik bersama. Artinya siapapun bisa menggunakan. Maka jaga selalu kebersihan dan kenyamanan yang sudah ada. Dengan begitu, transportasi umum yang ada saat ini bisa terjaga dengan baik. 


Informasi Seputar Sarana Transportasi
Instagram : @kemenhub151
Twitter : @kemenhub151


2 komentar:

  1. Aku lebih suka naik transportasi umum karena dalam rangka menghemat uang dan mengurangi kemacetan. Btw, salam kenal ya, kak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa, akupun lebih suka naik public transportasi. Tinggal duduk aja yaa, klo bawa kendaraan sendiri suka pening mikirin parkirnyaa :)

      Hapus

Silakan Tinggalkan Komentarnya. Maaf, link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya.