Minggu, 17 November 2019

Mengajarkan Anak Untuk Mandiri, Mulai Dari Yang Sederhana


"Emang anaknya udah bisa makan sendiri?"
"Alhamdulillah, udah"
"Itu, anaknya mandi sendiri, emang yakin bersih?"
"Insya Allah, yakin aja"
Itu baru beberapa pertanyaan yang sering dilontarkan, ketika mereka tahu kalau anak-anak saya bisa melakukan aktivitas basic sendiri. Husna misalnya, dia sudah bisa mandi dan pup (plus cebok) sendiri sejak usia 3 tahun. Saya hanya mengajarkannya beberapa kali aja, terus dia bisa deh.



Buat saya, kenapa harus kasihan kalau mereka pun sebenarnya antusias melakukan banyak hal sendiri. Kaya makan, ada loh anak yang malah lebih lahap makannya ketika makan sendiri, dibanding disuapin. Capek-capek nyuapin, yang dimakan dikit banget, diemut pula makanannya. Kan mending kasih aja makanan di piringnya, lalu biarkan mereka makan sendiri. 

Mungkin, alasan dari kebanyakan para ibu ngga membiarkan anak makan sendiri tuh, karena takut berantakan. Padahal, dengan kita membiarkan anak makan sendiri, kita tuh lagi menumbuhkan kemandirian mereka. Buat anak yang masih balita, dengan makan sendiri, motoriknya bisa berkembang lebih baik. 

Kenapa Anak Harus Mandiri?


Buat saya, anak itu harus mandiri sedini mungkin. Bahkan sejak dia sudah bisa diajak bicara dua arah, saya mulai ajarkan beberapa aktivitas yang bisa dia lakukan sendiri. Misalnya aja merapiihkan mainan setelah selesai bermain, buang sampah pada tempatnya, makan sendiri, mandi, sendiri, hingga melatihnya untuk pipis atau BAB di kamar mandi.

Susah? Iya, awalnya memang susah banget. Saya perlu mengulang perintah sampai puluhan kali. Ngga jarang sampai emosi juga sih. Tapi lama-lama mereka akan paham kok. Namanya juga anak-anak kan, perlu diulang-ulang puluhan kali dulu baru deh mereka ngerti. Kuncinya sih sabar :) 

Kalau bisa kita bantuin, kenapa mereka harus lakuin sendiri? Duh, ini pendapat yang salah banget loh. Beneran deh. Sayang boleh, tapi memanjakan itu yang ngga boleh. Karena kalau anak terus-terusan bergantung sama orangtuanya, kita juga yang bakal repot. Anak bakal tumbuh menjadi anak yang ngga mampu melakukan apa-apa bahkan untuk hal kecil. Kan repot juga kalau sampai usia sekolah dasar, tapi makan masih harus disuapin, mandi harus dimandiin, sampai tidur mesti dikelonin.



Saya, sampai anak sudah 4 aja masih sering disalah-salahin sama keluarga, karena membiarkan anak melakukan beberapa hal sendiri. Kaya mandi aja nih. Husna yang sekarang usianya 6 tahun kalau lagi main ke rumah neneknya, selalu saya minta untuk mandi dan makan sendiri. Tapi, neneknya tuh selalu ngga tega lihat cucunya melakukan itu sendirian. Padahal udah sering banget saya bilang 'Husna bisa mandi sendiri kok mah, ngga usah dimandiin" terus jawab neneknya (mamah saya) "ah, ngga bersih nanti mandinya, biarin aja mamah mandiin" dan saya cuma bisa sabar. 

Biarlah kita repot di awal. Ngajarin anak mandiri dengan melakukan aktivitas basic sendiri. Karena hasilnya, mereka akan tumbuh menjadi anak yang sangat mandiri. Salah satu efek mengajarkan kemandirian sejak dini pada anak adalah, kepercayaan diri mereka tumbuh. Sehingga, mereka tuh ngga akan sulit beradaptasi dengan lingkungan baru. 

Mulai Dari Yang Sederhana, Happy Makan dan Minum Sendiri


Nah, apa aja yang bisa kita ajarkan untuk melatih anak agar bisa mandiri sejak dini? Sebenarnya banyak ya. Di atas saya udah tulis beberapa yang mungkin bisa dilatih. Tapi, ada satu yang menurut saya penting nih buat diajarkan sedini mungkin, yaitu makan dan minum sendiri.



Menurut saya ini menantang. Gimana kita harus punya stok sabar yang agak banyak, ketika melihat nasi, biskuit, atau mie berserakan di lantai. Belum lagi lantai becek dengan tumpahan air yang anak lakukan. Dengan wajah tanpa dosa, mereka hanya tersenyum melihat 'kekacauan' yang terjadi tiap kali makan. Buibu ngga gemes sendirian kok, saya juga suka gemess. 

Tapi, dengan membiarkan anak makan dan minum sendiri, artinya kita lagi menyiapkan mereka buat mandiri. Untuk memulainya, siapkan makanan dengan piring plastik yang aman untuk anak. Letakkan sendok atau garpu yang juga aman yaa. Kalau mereka malah makan dengan tangan langsung, ya ga papa juga. Pastikan mereka sudah cuci tangan dengan bersih. 

Pakai Peralatan Makan Yang Aman

Ingat ya buibu, sebisa mungkin gunakan peralatan makan yang aman untuk anak. Ngga cuma yang tahan banting, tapi juga harus terbuat dari bahan yang ngga membahayakan kesehatan. Seperti peralatan makan yang terbuat dari plastik BPA free. Bisa di lihat dari keterangan produknya.



Kalau perlu referensi peralatan makan yang aman untuk anak, buibu bisa coba gunakan produk dari Nuby. Produk peralatan makannya lengkap dan terbuat dari bahan yang aman dan BPA free. 

Nuby Tritan Flip It Cup punya kapasitas  sebanyak 532ml yang menurut saya cukup banyak untuk ukuran anak-anak. Terbuat dari material yang aman, BPA free, dan ngga gampang pecah. Ini penting banget ya. Karena kan tau sendiri anak-anak itu kalau pegang apa-apa suka semaunya aja. Botol minum ini juga dilengkapi dengan sedotan dan penutupnya, sehingga aman dari kuman dan bakteri. 

Botol minum keluaran terbaru dari Nuby ini direkomendasikan untuk anak usia 18 bulan keatas. Karena Khal usianya masih 10 bulan, jadi belajar nih minum pakai sedotan. Sedotan yang terdapat di Nuby Tritan Flip It Cup ini terbuat dari silicon yang aman buat anak-anak. 

Kalau minum pakai gelas selalu menyisakan 'banjir' dimana-mana, better pakai botol minum bersedotan kaya Nuby Tritan Flip It Cup aja. Lebih aman dari dari tumpahan air juga kan. Bentuk sedotannya melengkung jadi air yang keluar ngga mampet.




Ada 3 desain Nuby Tritan Flip It Cup, yaitu : shark, unicorn, dan robots. Oh iya, di bagian atasnya ada pegangan yang bikin botol ini jadi enak dibawa-bawa. Kalau punya tas kecil khusus botol, bisa juga dimasukkin, biar bisa disangkutin di leher. Jadi, lebih enak kalau dibawa ke sekolah atau ketika jalan-jalan.

Berhubung punya Nuby Tritan Flip It Cup yang gambarnya unicorn, plus warnanya cewek banget, jadilah botol minumnya dikekepin sama Una. Katanya, pas banget buat dibawa ke sekolah.





Oh iya, perlengkapan makan dari Nuby bisa didapatkan di e-commerce seperti Shopee dan lain-lain. Atau, kalau penasaran sama produk-produknya, coba deh kunjungi akun Instagramnya @nuby.indo

Ciptakan Suasana Makan Yang Menyenangkan 

Ini yang ngga kalah penting. Gimana anak mau happy makannya, kalau suasananya tegang karena kita ngomel-ngomel. Bukannya makan, si anak malah nangis kejer. 

Kalau kata dokter anak, jangan makan sambil nonton karena fokus makannya bisa terbagi. Benar sih, memang lebih baik jangan iming-imingi anak dengan tontonan ketika makan. karena kalau sambil nonton, biasanya makannya jadi lebih lama dan itu ngga bagus. Makan itu maksimal 30 menit, kelar ngga kelar ya udah. Gitu sih idealnya.



Suasana yang menyenangkan bisa kita ciptakan dengan cara menemani anak sambil cerita, misalnya. Boleh tuh kita cerita soal khasiat sayuran yang lagi dimakan anak. Makanya, sebagai ibu kita dituntut buat kreatif tiada tara deh. 

Percaya Kalau Anak Bisa 

Misalnya di awal-awal latihan makan sendiri itu failed, jangan langsung putus asa yaa buibu. Yakin deh kalau seiring waktu, anak pasti akan lihai makan sendiri. Kita hanya perlu melatih terus.

Awal-awal makanan lebih banyak dibuangnya daripada yang masuk ke mulut, ya ngga papa. Walau sebel dan agak memancing emosi ya. Tapi mari kita bersabar demi terwujudnya anak yang mandiri :p Karena kalau ngga dilatih sejak dini, bakal lebih susah nantinya. Bayangin kalau anak ngga akan makan kalau ngga disuapin ibunya, sementara kita lagi repot-repotnya dengan urusan yang lain. Masa anak ngga makan sama sekali :(

Untuk bisa menjadikan anak mandiri, kita hanya perlu percaya. Percaya kalau anak mampu melakukan aktivitas sendiri. Di awal, mungkin ngga sesuai ekspetasi. Tapi percaya deh kalau kita pantang menyerah dan terus kasih latihan ke mereka, pasti satu saat akan berhasil. 

Anak Mandiri, Ibu Happy


Kalau saya, masih punya Khal yang nantinya harus dilatih mandiri. Alhamdulillah, Una di usianya yang 6 tahun, tapi sudah bisa melakukan semua-semuanya sendiri. Sampai belajar pun sudah inisiatif sendiri. Bundanya hampir ngga pernah nyuruh belajar.

Bisa punya anak yang mandiri itu bikin happy. Jadinya kita bisa fokus mengerjakan kerjaan domestik yang lain. Ketika kita tiba-tiba ada urusan di luar rumah, kita ngga khawatir meninggalkan anak-anak di rumah. Karena kita percaya, mereka bisa melakukan aktivitas sendiri. Ya paling kita hanya perlu mengingatkan aja. 

Buat buibu yang sedang melatih anaknya, semangat ya. Sabar dan jangan menyerah. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan Tinggalkan Komentarnya. Maaf, link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya.