Jumat, 03 Juli 2020

Generasi Emas Bebas Stunting, Dimulai Dari Ibu Yang Cerdas


Katanya, banyak anak, banyak rezeki. Nyatanya, banyak anak, banyak juga rezeki yang mesti dicari. Anak memang rezeki yang Allah berikan, tapi bukan berarti kita malah banyak-banyakan anak tanpa mikirin kelangsungan hidup mereka. Ingat, anak itu juga amanah yang harus dijaga. Dijaga agar dapat pendidikan yang layak, dijaga juga kesehatannya supaya tumbuh dan berkembang dengan baik. 

agar si kecil tidak stunting


Mau punya anak satu atau banyak, sama-sama ada tantanganya. Dan tiap orangtua punya tantangan sendiri dalam mengurus anak-anaknya. Namun yang pasti, sebagai orangtua, kita sama-sama punya kewajiban buat menjaga kesehatan mereka.Gimanalah mereka bisa tumbuh dengan baik, kalau kita abai sama kesehatan mereka. 

Sebagai ibu, kita punya peran penting dalam tumbuh kembang anak-anak. Bukan berarti bapak ngga punya andil ya. Cuma peran ibu itu jauh lebih krusial (duh, bahasanya). Karena, sejak si anak masih dalam kandungan, yang berperan penting, ya ibu. Apa yang dimakan ibu, akan ikut dimakan juga sama si janin. Bapak, punya peran buat menyediakan dan memastikan, kalau apa yang dimakan ibu adalah makanan yang bergizi. 

Setelah si anak lahir, tantangannya lebih banyak lagi. Itu sebab, para dokter anak sepakat kalau 1000 hari pertama (yang dimulai dari masa kehamilan) anak itu adalah golden moment. Masa dimana ngga boleh abai dengan apa yang kita berikan. Karena, masa itu akan berpengaruh untuk masa depan si anak. 

Atuh lah jadi orangtua susah juga, euy  >_<  tapi, bukan berarti ngga bisa dijalani, kan. Walau buat jadi orangtua ngga ada institusi formal  kaya sekolah atau universitas, tapi kita bisa belajar sambil melakukan. Bahasa sundanya learning by doing ceunah. 

Menjadi Ibu Cerdas Demi Generasi Emas Bebas Stunting

Cerdas bukan berarti ibu harus lulusan Harvard atau Oxford. Bukan gitu. Yang saya maksud cerdas itu adalah mengerti apa yang diberikan ke anak. Tahu manfaat serta baik buruknya apa yang dikonsumsi anak. Kenapa ibu harus cerdas? Ya seperti yang saya tulis di awal, karena ibu punya peran penting dalam tumbuh kembang anak. 

Makanya ibu harus banyak cari tahu. Sekarang tuh informasi kesehatan anak bisa didapat dengan mudah. Akses kita ke media sosial pun gampang. Jadi, media sosial itu jangan cuma dipakai buat pamer foto selfie doang, tapi harus lebih banyak digunakan untuk mencari ilmu. 



Beberapa hari yang lalu, saya ikutan parenting webinar bareng Nutrisi Keluarga yang temanya 'Siap Menjadi Ibu Pencetak Generasi Emas Bebas Stunting'. Kalau sudah ngobrolin soal anak, saya semangat banget. Mau itu soal pengasuhan atau kesehatan, pokoknya semangat. Makanya, blog saya lebih fokus ke dunia parenting dan printilannya. Karena lebih enak aja gitu ngomonginnya. 

Narasumber di webinar yang saya ikuti bersama beberapa teman blogger diantaranya : 
  • Dr. dr . T Rachmat S, Sp. A. MARS 
  • Dr. Tria Astika Endah Permatasari, SKM. M.Kes
  • Vera Itabiliana H, S Psi - Psikolog
  • Ratu Anandita - Parenting Influencer 
Dimoderatori sama Kang Maman yang bikin webinar selama 2 jam itu jadi ngga berasa. Di postingan ini, saya akan berbagi poin-poin penting dari webinar yang saya ikuti. Semoga nantinya bisa jadi referensi bacaan yang bermanfaat ya.  

Gizi Lengkap dan Seimbang, Dibutuhkan Sejak Ibu Mengandung 

Kecukupan gizi dan nutrisi yang dikonsumsi ibu, akan sangat berpengaruh pada janin yang sedang dikandung. Apa yang dimakan ibu, akan ikut dimakan juga sama si janin. Maknya, ibu hamil itu ngga boleh makan sembarangan. Pola makan benar-benar diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan ibu dan janin. 

Menurut dr. Rahmat, ibu hamil harus tercukupi kebutuhan nutrisinya. Masa kehamilan merupakan masa yang krusial karena sangat menentukan kondisi bayi nantinya. Setidaknya, yang dibutuhkan ibu hamil selama masa mengandung diantaranya :
  1. Karbohidrat sebagai sumber energi. Bisa berupa nasi, roti, tepung gandum, atau umbi-umbian 
  2. Protein lengkap, baik hewani maupun nabati seperti : ikan, telur, daging, susu, tahu, tempe. Protein berfungsi sebagai pembentuk sel dan jaringan dalam tubuh. 
  3. Lemak 
  4. Mineral seperti Fe, Zn, Ca, garam, dan asam folat yang berfungsi sebagai pembentuk jaringan otak
  5. Vitamin, terutama B dan C 
  6. Air, minimal konsumsi 2 liter perhari, bahkan disarankan untuk lebih dari 2 liter. 
Selain mencukup kebutuhan nutrisi, ibu hamil juga dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya, minimal 4 kali dalam masa kehamilan. Tujuannya, untuk mengetahui perkembangan bayi yang dikandung. Apakah sudah sesuai dengan tahapan perkembangan tiap bulannya atau tidak. 

Kecerdasan seseorang sangat ditentukan dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan, 270 hari dalam kandungan dan 730 hari setelah lahir. 

Saking krusialnya kebutuhan nutrisi saat hamil, ibu hamil sangat dianjurkan untuk menjaga pola makan. Jangan makan sembarangan semaunya, karena apapun yang dimakan ibu, akan ikut dimakan sama si janin. Dia masih sangat bergantung pada ibu. 

Mencetak Generasi Emas Bebas Stunting 

Bahasan soal stunting ini masih jadi concern para tenaga kesehatan. Karena, Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan penderita stunting tertinggi di dunia. Tahun 2013, Indonesia menempati posisi kelima, dengan prosentase sebesar 3,9%. 

Menurut hasil survey, 1 dari 3 anak di Indonesia mengalami stunting. Miris dan sedih yaa dengan hasil survey itu. Artinya, masih banyak banget anak Indonesia yang yang kekurangn gizi. 

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh karena kekurangan gizi secara kronis. Kondisi stunting ditandai dengan tubuh yang pendek. Tinggi badan tidak sesuai dengan usianya. Berat badan juga rendah. Memiliki hambatan dalam perkembangan motorik dan kognitif. Ketika dewasa, anak stunting akan mengalami gangguan metabolik seperti diabetes, stroke, serta obesitas. 

Menurut dr. Tria, balita yang mengalami stunting cenderung akan mengalami socio-emotional. Ngga menutup kemungkinan, mereka akan mengalami bullying nantinya. Dan itu akan menjadikan anak dengan stunting menjadi anak yang menutup diri dan cenderung pendiam.

Untuk menghindari risiko anak stunting, penting sekali memerhatikan asupan nutrisinya. Mulai dari kualitas ASI, hingga MPASI yang diberikan. 

Dr. Tria menambahkan, ada hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengolah pangan, diantaranya : 
  • Gunakan air bersih dan matang. Pastikan ketika mengolah makanan untuk anak. Jika dirasa ngga yakin dengan kualitas air di rumah, bisa pakai air mineral kemasan. 
  • Gunakan bahan pangan segar. Hindari produk pangan awetan atau yang mengandung pengawet. Hindari juga menghangatkan makanan berulang kali. Selain cita rasa yang berubah, nilai gizinya pun sudah menurun.
  • Perhatikan teknik memasak dan penggunaan peralatan masak. Teknik memasak makanan untuk balita yang disarankan diantaranya : rebus, kukus, slow cooker, microwave, stewing, dan panggang. 
Jika kebutuhan nutrisi anak terpenuhi sejak 1000 Hari Pertama Kehidupan, Insya Allah mereka akan terbebas dari risiko stunting.

Mencegah stunting pada anak, bukan tugas ibu saja. Ayah juga punya peran penting. Orangtua punya andil untuk menjadikan anak-anak sebagai generasi emas bebas stunting. Ayah harus memastikan kalau kebutuhan makanan bergizi untuk seluruh anggota keluarga tercukupi. Makanan bergizi itu bukan makanan yang mewah dan mahal. Tapi makanan yang nutrisinya sesuai dengan kebutuhan. Bukankah sepotong tempe tempe sejajar deengan nutrisi sepotong daging. 

Semoga apa yang saya tulis ini bermanfaat ya. Bisa menjadi referensi bacaan bagi kita para orangtua atau calon orangtua agar lebih concern lagi pada kecukupan nutrisi keluarga. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan Tinggalkan Komentarnya. Maaf, link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya.