Jumat, 09 Oktober 2015

[Film] Taare Zameen Par, Because Every Child Is Special


Karena tiap anak itu spesial. Ishaan Nandkisore Awasthi, seorang anak berusia 8 tahun selalu mendapat masalah di sekolahnya. Nilai akdemisnya di sekolah selalu buruk. Sudah satu tahun tinggal kelas. Tidak bisa berhitung, selalu salah dalam menulis dan lambat dalam membaca. Berbeda dengan sang kakak yang selalu juara di sekolah. Nilai akademis yang bagus dan juara di bidang olahraga.

Namun, satu yang istimewa dari Ishaan. Dia bisa menggambar, melukis dan membuat sesuatu yang mungkin tidak bisa dibuat oleh orang lain. Ishaan senang mengeksplorasi sesuatu. Mengumpulkan ikan kecil yang ia dapat dari selokan, membuat figurine lengkap dengan rumah kardusnya.

Buruknya nilai akademis Ishaan di sekolah bukan karena malas, tapi karena ia tidak bisa memahami apa yang diajarkan oleh guru. Suatu hari, ia bolos. Ia berjalan di tengah kota, sendirian. Hingga akhirnya ia mengaku pada sang kakak bahwa ia bolos. Ishaan meminta pada kakaknya untuk menulis surat untuk guru yang menyatakan bahwa hari ini ia sakit. Karena kasihan, sang kakak menurut.

Serapih apapun menyimpan rahasia, pasti akan ketahuan juga. Ayah Ishaan mendapati surat izin itu. Mengetahui anaknya berbohong, Ayah Ishaan pun marah besar. Puncak kemarahannya, Ishaan dimasukan ke sekolah asrama. Jauh dari tempat tinggalnya. Dengan harapan, Ishaan bisa menjadi anak yang pintar dan nilai akademisnya menjadi lebih baik.

Hati Ishaan hancur. Ia merasa bahwa orangtuanya telah 'membuangnya'. Di sekolah asrama, ia berubah 180% derajat. Ishaan menjadi pendiam, suka melamun, dan marah secara tiba-tiba. Di sekolah barunya, Ishaan pun tetap tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik. Efeknya, dia sering dihukum oleh guru. Penggaris kayu panjang mendarat panas di tangannya dan bersimpuh di luar kelas adalah hukuman-hukuman yang ia terima.


Hingga sampai satu hari, ada seseorang yang pada akhirnya membuatnya keluar dari semua masalah. Seorang guru kesenian, yang tidak sengaja menggantikan guru seni yang sedang tidak hadir. Ram Shankar Nikumbh. Guru Nikumbh mengajar dengan gaya yang tidak biasa. Seketika, ia pun disenangi anak-anak. Namun, tidak dengan Ishaan. Ia tetap bergeming. Diam. Ia tidak tertarik sedikitpun dengan Guru Nikumbh. Naluri seninya pun hancur, terbang dan berserak diantara amarahnya sebagai ‘anak yang dibuang’.

Guru Nikumbh, menangkap ada yang tidak beres pada Ishaan. Ia mencoba mencari tahu. Menyelidiki buku-buku tugas Ishaan dan akhirnya ia menemukan fakta bahwa Ishaan memang berbeda dari anak-anak lainnya. Guru Nikumbh mengunjungi orangtua Ishaan, dan memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi pada anak mereka. Namun, sang Ayah marah dan menganggap bahwa Guru Nikumbh telah menghina anaknya. Tapi, tidak bagi sang Ibu. Ibu Ishaan sangat sedih mengetahui apa yang terjadi pada anaknya.

Guru Nikumbh mencoba mendekat pada Ishaan. Awalnya Ishaan menolak, namun akhirnya Ishaan pun luluh. Karena Guru yang sedang berhadapan dengannya mengaku, bahwa dia adalah orang yang sama-sama memiliki perbedaaan itu. Ishaan dan Guru Nikumbh mengidap Dyslexia.

----------ooo000ooo----------

Sepertinya sudah lebih dari 6 kali saya menonton film ini. Namun, tiap kali menonton saya tidak bisa menahan airmata. Ia tetap saja jatuh. Lewat film ini saya benar-benar banyak belajar. Diperankan oleh Darsheel Safary (Ishaan) dan Aamir Khan (Guru Nikumbh)

Anak-anak dilahirkan berbeda. Tidak ada yang sama walaupun saudara kandung sekalipun. Ishaan dan kakaknya, sebagai contoh. Mereka dilahirkan dari perut yang sama. Namun, mereka berbeda. Ishaan—seorang anak dengan Dyslexia—berusaha untuk bisa memahami pelajaran di sekolah. Tapi, pengidap Dyslexia tidak bisa belajar dengan cara seperti anak-anak normal lainnya. Ia selalu terbalik menulis huruf, salah dalam membaca, tidak bisa mengukur kecepatan, tidak bisa mengikat tali sepatu, tidak bisa mengancingkan baju, tidak bisa menangkap bola, dan kekurangan lainnya.



Sedangkan Kakak Ishaan adalah bintang kelas. Juara di semua bidang studi dan bintang lapangan. Lalu, bagaimana perlakuan kedua orangtua mereka? Sang Ayah memperlakukan Ishaan berbeda dengan sang Kakak. Ayah Ishaan selalu memuji si juara kelas dan merendahkan si Dyslexia.

Saya sendiri memiliki 3 orang anak yang ketiganya berbeda. Sulung saya cenderung selektif, pendiam, dan tidak mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. Si Tengah terlalu aktif bahkan cenderung hyperactive, suka bertualang dan mudah beradaptasi dengan orang-orang baru. Si Bungsu—perempuan – mudah menangis, manja, namun berani.  Ya.. ketiganya berbeda walau lahir dari perut yang sama. Menghadapai ketiganya tidak bisa sama. Saya pun selalu putar otak untuk bisa menghadapi mereka dengan cara yang sesuai dengan karakter mereka.


Banyak quote-quote inspiratif di dalam film garapan Aamir Khan Production ini. Semuanya sangat menyentuh dan mungkin jika ditonton oleh para orangtua, mereka akan menangis. Menyadari betapa anak itu unik.

Dari film ini juga saya akhirnya tahu bahwa Leonardo Da Vinci, Thomas Alfa Edison, Agatha Christie, dan Walt Disney adalah orang-orang yang awalnya dianggap ‘idiot’. Mereka memiliki kekurangan dalam hal akademis, tapi mereka bersinar dibidang lain. Dan kini, seluruh dunia mengakui kehebatan mereka.

Anak-anak yang tidak bagus nilai akademisnya, bukan berarti mereka bodoh. Mereka hanya butuh cara yang ‘pas’ saja. Sadar atau tidak, biasanya anak yang gagal dalam bidang akademis, mereka menyimpan sesuatu yang luar biasa di bidang lain. Seperti Ishaan, anak Dyslexia yang luar biasa berbakat. Melukis, menciptakan benda-benda unik, dan keistimewaan lainnya.


Saya berani merekomendasikan film ini untuk semua orangtua. Sepertinya WAJIB untuk ditonton. Mata kita akan terbuka bahwa ada dunia dalam diri anak yang harus kita mengerti. Kita sebagai orangtua yang harus mengerti anak-anak kita, bukan anak yang harus mengerti orangtua. 

Dan... Sudahkah kita mengerti mereka dengan dunia uniknya?




Tulisan ini diikutsertakan dalam Evrinasp Second Giveaway: What Movie Are You?



18 komentar:

  1. coba donlot ah nyari
    tiap anak emang spesial, begitupun orang tuanya

    BalasHapus
  2. Salah satu film keren yg selalu bikin saya mewek pas nonton. Dan habis baca ini pengen nonton lagi *nyesel filenya kehapus dr lepi :(.
    Setuju sama Mak Husna. Nonton film ini, saya juga belajar banyak tentang anak2. Paling tidak, menolong saya memahami tipe anak2 les saya. Nice post Mak ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. dan aku udah nonton lebih dari 6 kali pun masih tetep nangis hiks..hikss..

      Hapus
  3. Terimakasih ya mbak udah share tulisannya. Bener banget, tiap anak itu berbeda-beda. Sayangnya nggak semua orang melihat semua itu. Tapi, dibalik kekurangan pasti ada kelebihan yang nggak semua orang tahu. Jadi pengen nonton T.T

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuuk.... ditonton filmnya. Insya Allah ngga bakal nyesel ^__^

      Hapus
  4. ini salah satu film India favorit aku mbak.
    nonton ini waktu jaman masih kuliah di Bogor, sebelum ke Jakarta hihi.
    karena tiap anak begitu special :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waahh... raisa suka fim ini juga. Jadi bekal ya buat jadi ibu ^___^

      Hapus
  5. Pingin nonton....inspiratif ini :)

    BalasHapus
  6. wah suka nih sama pembahasannya, makanya saya nih suci gak pernah nyamain Alfi sama anak tetangga, tapi anak tetangga yg suka nyama2in, duh jadi kesel sendiri hehe, makasih ya atas artisipasinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya teh, jangan pernah sekalipun membandingkan anak. Mereka selalu punya keunikan sendri.

      Hapus
  7. Film ini bener2 ngabisin sekotak tissue

    BalasHapus
  8. Ini.Dia film.Yang aku cari... thanks Uci

    BalasHapus
  9. Whuaaa ini sih lengkap pisan reviewnya mbak :v

    BalasHapus
  10. Aku pernah nonton film ini sekitar thn 2013.sedih banget.

    BalasHapus
  11. punya sih filmnya..tapi subtitlenya pas mau ending..paa lomba lukis gak ada..bikin nyesek..

    BalasHapus

Silakan Tinggalkan Komentarnya. Maaf, link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya.