Senin, 04 Januari 2016

Kapan Sebaiknya Anak Dikhitan?


Kapan sebaiknya anak dikhitan? Tiap orangtua, ketika dilayangkan pertanyaan seperti ini pasti akan memiliki jawaban yang beragam. Ada yang menunggu anaknya siap dulu, ada yang menargetkan ketika usia sekolah dasar saja (walau entah di kelas berapa), ada juga yang menunggu kesiapan orangtua (walau si anak sudah minta dikhitan). 

"Khitan atau Sunat atau Sirkumsisi adalah tindakan memotong atau menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup depan dari penis" (wikipedia)

Sabtu, 2 Januari 2016 lalu, anak kedua saya telah dikhitan. Saat itu usianya sudah 5 tahun 11 bulan 6 hari. Menurut sebagian keluarga yang menegok si kaka, saya terlalu terburu-buru. Tapi, tidak bagi sebagian yang lain. Ada juga yang bertanya, apakah si kaka memang sudah meminta dikhitan? Dan saya menjawab, tidak. 

"Dalam bahasa arab, khitan berasal dari kata Khatana yang berarti memotong. Maksudnya adalah memotong atau membuka kulit penutup (kulup) yang menutup bagian ujung kemaluan dengan tujuan agar bersih dari najis" 

Kebanyakan anak laki-laki akan parno (baca; takut) ketika mendengar kata "Khitan atau Sunat". Kenapa? karena, pernahkan kita sadari bahwa anggapan lain soal khitan disebabkan oleh orangtuanya sendiri. Penafsiran yang salah membuat anak pun memiliki persepsi yang salah soal khitan. Pernah kita mengucapakan kalimat seperti ini :

"Dek, jangan nakal nanti disunat, loh"
"Kamu, kalau dibilangin ga nurut sih, disunat nih"

Atau, kalimat-kalimat ancaman lain yang ujung-ujungnya, khitanlah yang jadi penyelesaian. Dan, ketika anak 'diancam' dengan ancaman seperti itu, mereka pun jadi anak yang manis dan nurut. So, itulah yang selalu jadi 'senjata' orangtua ketika anak tidak menurut. Akibatnya? jangan salahkan anak ketika ia tidak mau dikhitan. 

Kembali ke anak saya yang baru saja dikhitan. Keputusan saya dan suami untuk mengkhitan anak laki-laki kami di usia 5 tahun bukan tanpa alasan. Anak pertama pun dikhitan di usia 5 tahun dan yang kedua ini pun usianya 5 tahun. Alasannya:

1. Usia belum wajib sholat

Ini alasan utamanya. Anak usia 5 tahun, belum memiliki kewajiban untuk shalat. Namun bukan berarti anak-anak kami tidak kami latih untuk shalat. Si kaka, masih sering bolong di shalat shubuh saja. Selebihnya dia selalu berangkat ke masjid dengan atau tanpa abinya. 

Ketika khitan, otomatis dia tidak bisa terlalu sering berhubungan dengan air. Agak ngeri juga kalau bekas khitannya kena air. karena akan perih sekali. Sedangkan untuk shalat, syarat sahnya adalah wudhu. Walau bagian kemaluan bukan bagian tubuh wajib kena air  wudhu, tapi kan harus bersih dari nasjis juga. Sedangkan setelah khitan, dan jika ia buang air kecil, saya hanya melap bagian kemaluanya saja. Karena jika terkena air, ia masih meringis perih.

Jadi, si kaka ini saya biarkan untuk tidak shalat selama proses pengeringan luka khitannya. Dan, Insya Allah tidak ada dosa baginya. Karena, seorang anak sudah wajib shalat ketika usia mereka mencapai 10 tahun. 

2. Alasan Kesehatan

Alat kelamin itu kan rentan sekali kotor. Bekas pipis yang tidak sempurna proses pembersihannya, akan meninggalkan kotoran. Lambat laun, kotoran itu akan menumpuk seiring bertambahnya usia. Dan kotoran yang menumpuk tadi bukan tidak mungkin akan mendatangkan penyakit. Pasti akan menggangu kesehatan juga. Di usia 5 tahun atau mungkin sebelum 5 tahun, kotorannya mungkin belum terlalu banyak. Ini juga akan mempermudah proses khitannya nanti. 

Banyak juga kasus, anak yang terpaksa dikhitan karena sulit pipis. Biasanya terjadi karena terlalu banyak kotoran yang menumpuk di alat kelaminnya. Akhirnya, hanya khitan jalan satu-satunya agar pipisnya tidak sakit lagi. 

Lalu, bagaimana saya meyakinkan si kaka agar ia mau dikhitan? Ada banyak pertanyaan seperti ini yang terlontar dari teman-teman dan keluarga juga. Dan lewat postingan ini, saya akan berbagi bagaimana si kaka tanpa protes akhirnya mau dikhitan.

Beri Pemahaman Yang Betul Soal Khitan

Saya paling anti menakuti-nakuti anak dengan khitan. Tiap kali ada yang menakut-nakuti bahwa khitan itu sakitlah, tidak enaklah dan lain sebagianya, selalu saya bantah. Yang saya lakukan adalah memberi penjelasan yang bisa dicerna oleh anak soal khitan. Misalnya seperti ini;

"Kaka, khitan itu wajib bagi anak laki-laki islam. Khitan itu buat membersihkan diri. Kalau ngga khitan, nanti kaka ngga bisa jadi iman di masjid. Khitan itu ngga sakit ko, enak malah "

Si kaka pun mencerna kata-kata saya. Saya mulai melatih dan mensugesti bahwa khitan itu tidak sakit sejak ia berusia 4 tahun. Begitu terus sampai di usianya 5 tahun, saya dan suami pun akhirnya mengkhitan si kaka tanpa drama sedikitpun. 

Pemahaman yang benar soal khitan itu penting. Yang utama  harus dijelaskan pada anak adalah soal kewajiban yang memang harus dijalankan oleh semua laki-laki muslim. Dengan memberi pemahaman yang benar, anakpun pasti akan memiliki persepsi yang benar. Efeknya nanti, ia lebih mudah ketika diminta untuk khitan. 

Dapat Apapun Yang Diminta

Ini yang saya iming-imingi pada si kaka kalau ia mau dikhitan. Kaka akan dapat apa saja yang ia mau kalau berhasil dikhitan. Saya dan suami menawarkan sepeda baru, robot, mobil-mobilan, sampai lego baru pada si kaka. Dia excited sekali mendapatkan penawaran seperti itu. Walau kenyataannya, ia tidak minta apapun.

Dan, setelah dikhitan, malah ia tidak minta apa-apa. Mendapatkan banyak uang ampau dari saudara-saudaranya sudah membuatnya bahagia bukan main. Dia malah ingin beli mainan dari uangnya sendiri bukan dari orangtuanya. 

Tidak salah jika mengiming-imingi anak dengan hadiah. Selama apa yang diminta masuk akal, sesuai untuknya dan sesuai dengan kemampuan orangtuanya, maka itu tidak jadi masalah sama sekali. Bahkan pemberian yang ditujukan untuk membahagiakan anak, malah akan berbuah kebaikan dan pahala bagi orang tuanya. 

Sebelum Khitan, Ajak Jalan-Jalan Dulu
O iya, sehari sebelum waktu khitan tiba, saya dan suami mengajak si kaka, abang dan adiknya untuk berenang. Karena ketiga anak saya memang senang berenang, jadi ketika ditawari untuk berenang mereka langsung jingkrak-jingkrak norak gitu. Berenang juga akan membuat si kaka lebih fresh. Esok paginya, ia bangun tanpa berontak dan tanpa adegan ngambek apalagi kabur dari klinik. Saya dan suami terus mensugestinya agar kuat dan tidak perlu takut. Saya pun membisikinya:

"Kaka ngga usah takut, ada bunda sama abi yang pegangin kaka. Kaka harus kuat, ya. Nanti kaka bakal juara karena udah berhasil sunat" 

Kaka pun tidak banyak berontak ketika berbaring di atas tempat tidur, saat proses khitan. Hanya sekali menjerit ketika dokter menyuntikan anastesi. Menangis pasti, namun saya menyuruhnya beristigfar saja. Diapun menurut. Diantara tangisnya dia pun hanya berujar  "Astagfirullahaladzim...Astagfirullahaladzim.."


Sebagai orangtua yang memiliki anak laki-laki, saya berani mengatakan bahwa saya lega. Proses khitan sebagai salah satu kewajiban seorang muslim sudah dilaksanakan dengan baik. Dan ini sebagai bentuk ketaatan dalam beragama. 

Semoga tulisan ini bisa membantu para orangtua yang sedang mempersiapkan anak-anaknya untuk khitan. 


33 komentar:

  1. Wah thanks mbak uci tips dan sarannya. Jadi referensi buat nnt deh. Soalnya insya Allah si baby jenis kelaminnya laki-laki :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama sama ade, nulis based on true story emang nyenengin apalagi kalo bisa bermanfaat buat banyak orang

      Hapus
  2. wahh, terimakasih sudah membahas masalah ini Mbak Husna :)
    kebetulan anak sayajuga laki-laki dan saat ini sudah berusia 4 tahun :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo mba, siap2 disugesti biar ga takut sunat :)

      Hapus
    2. Ayo mba, siap2 disugesti biar ga takut sunat :)

      Hapus
  3. Wah bisa tuk bekal klo dpt anak cowok ini postingan ya mb uci..
    Klo dikitan itu gimana ya, yg dipotong tu bagian mn sih, agak ngeri bayanginnya

    BalasHapus
  4. waa...siap2 2 tahun lg giliran aq hehehe, tfs

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dibarengin aja ka uli khitannya, si kaka sama adiknya :)

      Hapus
  5. Ponakan udah dikhitan dari sejak kecil banget usia berapa tuh. Dan pada nggak nangis karena banyak alat canggih zaman sekarang ya bun.. Btw itu editing foto yang paling atas pakai apa? Bisikin dong ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. khitan memang lebih baik disegerakan. Edit foto cuma pake canva aja :)

      Hapus
  6. Semoga cepat pulih ya de. Alhamdulillah sudah jadi jagoan.

    Kalau di keluarga saya, alangkah baiknya anak di khitan, saat usianya 41 hari. Dimas sendiri, di khitan saat usianya 2.5 tahun hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya dimas malah lebih kecil lagi udah dikhitan. Karena memang lebih baik sedini mungkin ya teh.

      Hapus
  7. Gitu ya mbak, harus mulai disugesti dari kecil, makasih ilmunya mbak, buat nanti khitan anak-anakku :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, percaya deh kalau sugesti yang baik itu bisa bawa dampak yang baik juga.

      Hapus
  8. Keren aku belum berani krn selatan jaga anak ini. Iya ya harusnya lebih cepat lebih baik.

    BalasHapus
  9. keponakanku malah lebih kecil maak, tapi itu karena masalah kesehatan sih, hehe. Tapi setuju, lebih cepat lebih baik, karena khitan itu membersihkan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, tujuan utama khitan itu memang membersihkan.

      Hapus
  10. Ada lho saudara yang takut khitan sampe gedhe. Baru khitan pas mau masuk SMP. Malu ma temen-temennya karena dibilang bukan 'laki'. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya Allah... SMP baru khitan? Itu udah kelewat banget yaa. Tapi Alhamdulilah mau juga daripada ngga sama sekali :)

      Hapus
  11. Masukkan komentar Anda...anakku juga sdh minta sunat. aku sih oke aja. tinggal nunggu acc suami yang masih memikirkan sesuatu.

    BalasHapus
  12. Pengen punya anak cowok biar bisa ngadain khitanan, hihi...

    BalasHapus
  13. Kereeeeen.. Alhamdulillah ya Kak.
    Sholeh dan tambah bageur..

    Aku pun termasuk yg setuju2 aja anak laki di khitan di usia masih "dini", bahkan kalau secara medis memang diharuskan khitan pada saat lahir, kenapa tidak? dulu Alfath hampir di khitan seminggu setelah lahir, aku dan suami gak keberatan. Walau pada akhirnya dokternya sendiri yg cancel dengan alasan Alfath saluran kencingnya baik (Sehat). #curcolKan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hayuuk lah, alfath dikhitan. Mumpung masih kecil dan belum banyak maunya xixixix :)

      Hapus
  14. Alfi belum mau nih soalnya takut katanya, hiks

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mulai disugesti dari sekarang teh biar dia ga takut lagi. Dan diwanti-wanti jangan ada yang nakut-nakutin soal sunat.

      Hapus

Silakan Tinggalkan Komentarnya. Maaf, link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya.