Sabtu, 19 Februari 2022

Cegah Obesitas, Dimulai Dari Pola Hidup Sehat Dan Cerdas

 

Kalau di postingan sebelumnya, saya bahas soal stunting pada anak. Kali ini, yang mau saya bahas adalah soal obesitas. Ini juga jadi oleh-oleh hasil ikutan webinar yang diadakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada Kamis (17/02) lalu, dalam rangka Hari Gizi Nasional yang ke 62. Ada banyak sekali insight yang sayang kalau ngga saya bagikan di blog. Siapa tau, bisa bermanfaat bagi yang sedang atau akan mengubah pola hidup, supaya lebih sehat. 

Obesitas


Baca : Cegah Stunting, Selalu Penting

Menurut data dari World Health Organization (WHO) yang diambil pada tahun 2016, ada 1.9 miliar penduduk usia dewasa (18 tahun keatas) mengalami berat badan berlebih atau overweight dan 650 jutanya mengalami obesitas. Itu data yang dihasilkan pada tahun 2016. Bisa jadi, tahun ini jumlahnya bertambah. Bisa jadi, ya. Karena kondisi pandemi, banyak aktivitas masyarakat seperti bekerja atau sekolah, dilakukan dari rumah. 

Kondisi ini, membuat masyarakat jadi terpaku di depan layar monitor. Kurang bergerak dan kurang memerhatikan asupan yang dikonsumsi. Banyak yang memilih makanan dan minuman siap saji untuk menghemat waktu dan alasan simple. 

Remaja dan Obesitas 

Kita mungkin pernah baca atau tahu berita soal anak-anak yang mengalami obesitas. Gemuk dan kegemukan jadi dua hal yang beda ya. Gemuk itu belum tentu obesitas, tapi kalau kegemukan bisa jadi obesitas. Ya kalau bayi gemuk ginuk-ginuk sih gemes ya. Tapi kalau remaja yang harusnya bisa punya tubuh yang proposional, kalau kegemukan jadinya bukan lucu tapi menghawatirkan. 

Obesitas adalah kondisi ketika lemak yang menumpuk di dalam tubuh sangat banyak, akibat kalori masuk lebih banyak dibandingkan yang dibakar. Obesitas bukan sekadar kelebihan berat badan (overweight). Obesitas ditandai dengan indeks masa tubuh (IMT) 30 atau lebih, mudah berkeringat, penumpukan lemak di beberapa area tubuh, mudah lelah, dan nyeri sendi. 

Usia remaja ini rentan sekali mengalami obesitas karena kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan. Apalagi kalau sudah berinteraksi dengan gawai. Mereka akan banyak menghabiskan waktu dengan bermain game atau berselancar di media sosial. Akibatnya, mereka jadi enggan melakukan aktivitas fisik atau olahraga. 

Sebuah data menunjukkan, dari rentang tahun 2007 hingga 2018, tingkat obesitas pada usia dewasa 18 tahun keatas, naik dari 10.5% menjadi 21.8% . Naiknya lebih dari 50% loh, bukan angka yang kecil. Artinya, makin ke sini makin banyak yang mengalami 

Cegah Obesitas Dengan Gaya Hidup Sehat dan Cerdas 

Gimana sih biar terhindar dari obesitas? Dari pengertian yang saya tuliskan di atas, obesitas ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan, antara kalori yang masuk dengan kalori yang dibakar. Artinya, jika mau terhindari dari obesitas, keduanya harus seimbang. 

Energi yang dihasilkan dari makanan yang dikonsumsi, harus dibakar dengan melakukan aktivitas fisik. Apa yang dikonsumsi pun harus diperhatikan. Batasi konsumsi gula, garam, dan makanan atau minuman yang mengandung banyak lemak. Untuk usia 18 tahun keatas, direkomendasikan untuk konsumsi gula maksimal 4 sendok makan, garam maksimal 1 sendok teh, dan minyak maksimal 5 sendok makan, tiap harinya. Konsumsi air putih minimal 8 gelas perhari untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh. 

Konsumsi makanan-makanan yang beraneka ragam. Yang jelas, komposisinya harus ada makanan pokok, laku hewani dan nabati, sayuran, buah, dan air. Jangan hanya makan nasi dengan ayam goreng geprek aja gitu, tapi makan juga lalapannya. Jangan malah dipinggirin, kasian. 

Untuk aktivitas fisik, bisa lakukan senam, bersepeda, jalan, bermain sepak bola, dan olahraga lainnya. Bisa dilakukan bersama keluarga atau teman. Bisa banget janjin sama teman buat lari bareng. Lari sebagai olahraga untuk bakar kalori ya. Bukan lari dari masalah, eaa. 

Di masa pendemi yang entahlah kapan selesainya, latihan fisik bisa banget dilakukan di rumah. Yang bisa dilakukan seperti : plank, aerobik, angkat beban, atau bisa juga dengan yoga. Ada banyak banget video-video senam di Youtube yang bisa jadi referensi. 

Kalau merasa berat badan sudah bikn ngga nyaman, mungkin bisa coba dengan pola diet. Tapi ingat, pilih diet yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan. Jangan sampai hanya ikut-ikutan aja biar dibilang hits. Diet yang baik yang memang sesuai dengan kebutuhan tubuh. 

Healthy diet itu yang harus diperhatikan adalah protein rendah lemak, karbohidrat komplek, susu rendah lemak, lemak yang baik, cukup serat, dan cukup air putih. 

Tubuh itu memerlukan banyak nutrisi. Jadi, jangan sampai diet dengan hanya konsumsi 1 jenis makanan saja. Nanti tubuh bisa protes dan malah jadi jatuh sakit. Jika disimpulkan, healthy lifestyle yang perlu dicatat adalah 

  • Konsumsi beranekragam makanan
  • Perhatikan porsi makan 
  • Konsumsi sayur dan buah 
  • Batasi gula, garam, dan lemak 
  • Minum minimal 8 gelas 
  • Stertching dan olahraga minimal 3 kali/minggu 
  • Tidur cukup 
Jika semuanya dilakukan rutin, tubuh akan beradaptasi dan akan menjadi lebih sehat. Dengan begitu, risiko obesitas bisa dihindari dan penyakit-penyakit yang dapat timbul akibat obesitas pun bisa diminimalisir.

1 komentar:

  1. Kebiasaan mengonsumsi makanan siap saji apalagi yang seperti jaman sekarang dan anak-anak suka itu, bisa menimbulkan obesitas kalau dibiarkan terus menerus. Bahaya banget, sering liat berita kayak gitu ngeri sih jadi antisipasi dan perbaiki pola makan juga.

    BalasHapus

Silakan Tinggalkan Komentarnya. Maaf, link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya.