badge

Kamis, 23 November 2023

Kurangi Gatal Pada Dermatitis Atopik dan Kulit Sensitif Dengan Atopiclair


Saya masih ingat betul gimana stressnya punya anak dengan kulit sensitif. Ya, maksudnya bukan stress yang gimana-gimana sih, tapi lebih ke bingung cari cara gimana menanganinya. Sudah mencoba banyak cara, tapi rasanya ngga tuntas juga. Akhirnya hanya bisa pasrah dan ketika sensitifnya kambuh, saya cuma usap-usap dan gendong biar ngga rewel.

Kurangi Gatal Karena Dermatitis

Itu terjadi di anak ketiga, yang sekarang usianya sudah 10 tahun. Saya masih ingat betul bagaimana dia saat wajahnya merah semuka-muka. Belum lagi badan dan tangannya. Aduh, kasian banget pokoknya. Saat itu bayi saya cuma bisa nangis menahan gatal. Sayangnya, dulu saya ngga sempat foto kondisi kulitnya kalau lagi memerah. Maklum, dulu kamera hapenya masih belum secanggih sekarang. Jadi sekalipun ada dokumentasi, pasti burem hasilnya :p

Masalah kulit sensitif pada anak ini memang sering bikin orangtua sedih. Kadang jadi serba salah juga. Apalagi bagi anak yang didiagnosa dermatitis atopik. Ketika anak masih ASI, ibu ngga bisa sembarangan makannya. Ngga boleh makan yang bisa jadi pencetus gatal atau kambuhnya alergi. Walau ibu sangat ingin makan itu, demi anak ya ditahan-tahan dulu.

Saya yang anaknya hanya mengalami kulit sensitif saja sudah sering sedih saat lihat si kecil yang cuma bisa nangis karena ngga bisa mengungkapkan rasanya. Patah hati sekali.

Kalau baca perjuangan para ibu dalam membersamai anaknya yang dermatitis atopik, luar biasa banget sih. Harus tahan dengar tangisan anak ketika gatalnya kambuh. Kurang tidur karena jaga-jaga supaya si anak ngga sampai garuk-garuk.

Mengenal Dermatitis Atopik

Buat yang belum tahu, dermatitis atopik merupakan salah satu jenis dermatitis (eksim) yang terjadi akibat adanya peradangan pada kulit. Kondisi ini bisa disertai dengan kulit yang kering, memerah, dan pecah-pecah. Dermatitis atopik ini biasanya berlangsung lama dan bahkan bisa sampai bertahun-tahun

Dermatitis atopik ini disebabkan karena interaksi multifaktoral, lingkungan, genetik, gangguan fungsi pelindung kulit, infeksi, dan faktor imunologi. Anak yang orangtuanya memiliki riwayat alergi, asma, hay fever, akan lebih tinggi risiko terkena dermatitis atopik.

Anak yang mengalami dermatitis atopik, biasanya akan dipantau asupannya. Penderita dermatitis atopik dianjurkan untuk menghindari kontak dengan allergen dan zat iritan. Biasanya anak dengan dermatitis atopik tidak mengonsumsi susu dan turunannya, kacang kedelai dan turunannya, kacang, ikan, ayam, daging, telur

Redakan Gatal Dengan Atopiclair

Bagi ibu yang memiliki anak dengan dermatitis atopik, rasanya perlu mencoba Atopiclair. Sediaan yang berbentuk cream & lotion ini bisa digunakan sebagai terapi non – steroid untuk dermatitis atopik. Atopiclair Cream & Lotion adalah sediaan hydrolipidic untuk memperbaiki barrier kulit yang bekerja dengan cara melapisi jaringan terbuka, melembabkan, mengurangi sensitifitas jaringan yang meradang serta membantu mengurangi rasa terbakar, gatal, dan nyeri dengan cara melindungi kulit dari iritasi berlanjut.

Krim untuk Dermatitis Atopik

Mengapa perlu mencoba Atopiclair?

● Atopiclair sudah teruji secara klinis. Aman dan efektif digunakan pada bayi usia diatas 1 bulan, anak-anak, bahkan orang dewasa sekalipun.

● Cepat mengurangi rasa gatal dan mengurangi kebutuhan steroid.

● Mengembalikan kesehatan fungsi skin barrier, sehingga membantu mengurangi siklus dermatitis.

● Bisa digunakan sebagai terapi tunggal atau digunakan bersama dengan pengobatan topikal lain.

● Dapat digunakan pada semua area kulit

● Tidak ada batasan durasi pemakaian

● Terbukti cost-effective jika dibandingkan dengan emolien biasa untuk kasus dermatitis atopik ringan-sedang pada anak-anak di Asia.

Kandungan Atopiclair Cream & Lotion

Berdasarkan Cochrane review tahun 2017, Atopiclair sudah teruji dapat mengurangi gatal dengan baik, mencapai kepuasan lebih banyak, mengurangi kekambuhan menjadi lebih sedikit, dan memiliki skor EASI yang lebih rendah. Dengan Atopiclair, lebih dari 90% pasien tidak membutuhkan terapi tambahan kortikosteroid

Kandungan dalam Atopiclair memiliki 3 fungsi dalam mengatasi dermatitis atopik, yaitu memperbaiki, melindungi, dan meredakan.

● Hyaluronic Acid dan Shea Butter, berfungi memperbaiki skin barrier function dengan menyediakan lipid fisiologis utama dan hidrasi yang kuat

● Vitis Vinifera (grapefine), Telmesteine, dan Vitamin C & E berfungsi skin barrier function melalui kerja anti oksidan yang kuat

● Glycyrrhetinic Acid yang berfungsi meredakan rasa gatal dan terbakar dengan segera, melalui kerja anti inflamasi yang efektif

Atopiclair tidak mengandung susu atau bahan lain yang berasal dari hewan. Kandungan dalam Atopiclair mengandung bahan penghidrasi, pembentuk barrier, dan pelembab kulit berupa sodium hyaluronate, yang dapat menghidrasi jaringan sehingga membantu proses penyembuhan.

Dermatitis Atopik

Atopiclair memiliki 2 varian yaitu Atopiclair Cream yang tersedia dalam ukuran 40ml dan Atopiclair Lotion yang tersedia dalam ukuran 120ml. Keduanya sudah bisa didapatkan di official store Menarini e-commerce.

Oh ya, apa bedanya Atopiclair Cream degan yang Lotion? Atopiclair Cream bisa digunakan untuk perawatan saat dermatitis atopik sedang kambuh. Teksturnya lebih pekat, jadi tepat digunakan pada area kulit yang sedang kambuh. Terutama saat ruam merah muncul di kulit.

Sedangkan Atopiclair Lotion, cocok digunakan saat remisi, untuk menjaga kelembaban kulit. Tujuannya, bisa mengurangi kambuh. Teksturnya lebih cair dari bisa lebih luas pemakaiannya.

Semoga artikel ini bisa membantu para buibu yang sedang berjuang menemani anak dengan dermatitis atopik, atau yang memiliki kulit sensitif. Jangan merasa sendirian ya bu dan terus semangat untuk membersamai anak tercinta.


Minggu, 05 November 2023

Peran Media Sebagai Wadah Edukasi Kusta Yang Valid dan Inklusif

 

Kusta di Indonesia masih jadi isu yang terus diperbincangkan. Bukan karena tidak peduli, tapi memang edukasi kepada masyarakat masih harus terus dilakukan. Apalagi, kusta ini menjadi salah satu penyakit, yang menyerang masyarakat yang memiliki keterbatasan akses informasi dan teknologi. Oleh karenanya, peran masyarakat dan pemerintah sangat dibutuhkan. Terutama media informasi baik media online, media sosial, dan media elektronik lainnya, sangat diperlukan. Peran aktif media, akan menjangkau lebih banyak orang, agar lebih sadar akan isu kusta. 

Kusta bisa disembuhkan

Di Indonesia, disabilitas kusta masih dikatakan tinggi karena jumlahnya mencapai 6.6 per 1 juta penduduk pada tahun 2017.  Walaupun pemerintah menargetkan kurang dari 1 per 1 juta penduduk, nyatanya angkanya masih cukup tinggi. Bisa dibilang, untuk kasus kusta ini, pemerintah lambat dalam menangani kusta. Belum lagi, pasien kusta ini dan penyandang disabilitas seringkali kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai. Termasuk informasi mengenai perawatan kusta. 

Kurangnya informasi dan layanan kesehatan terkait kusta, akan meningkatkan risiko penularan dan jumlah kasus baru. Makanya, perlu wadah dimana itu bisa dijadikan sarana dalam penyebaran informasi yang benar dan komprehensif terkait kusta kepada masyarakat. 

KBR dan NLR Indonesia terus melakukan edukasi terkait kusta. Terutama bagi masyarakat yang ada di pelosok. Dengan kerjasama ini, diharapakan edukasi soal kusta bisa tersebar lebih jauh dan jangkauanya lebih banyak. KBR dan NLR juga melakukan kunjungan ke daerah-daerah dimana terdapar titik penderita kusta. 

Selasa, 31 Oktober 2023 lalu, saya sempat menyimak talkshow ruang publik, yang diadakan oleh KBR Indonesia. Tema yang diangkat kali ini adalah peran media dalam menyuarakan isu kusta. Narsumber yang dihadirkan kali adalah Ajiwan Arief Hendardi, SS selaku Redaktur Solider News

Media Online Solidernews.com

Solidernews.com merupakan media alternatif yang berfokus menyuarakan isu advokasi disabilitas di seluruh Indonesia. Berada di bawah naungan lembaga SIGAP, yang berkantor di Jakarta, namun bergerak di seluruh Indonesia. Harapannya, agar isu disabilitas bisa luas dijangkau. Sehingga disabilitas tidak lagi terpinggirkan dan didiskriminasi.

"Peran media cukup efektif untuk menyuarakan isu kusta. Media juga dianggap sebagai corong dan panutan, maka promosi advokasi sosialiasi terkait kusta sangat efektif. Bisa jadi, orang yang di pelosok yang belum tahu soal kusta maka bisa tahu dan paham soal kusta" Ajiwan Arief Hendardi

Menurut Ajiwan, saat ini solidernews.com memang belum ada program yang khusus membahas soal kusta. Namun solidernews.com sudah melakukan kerjasama dengan NLR Indonesia, yang nantinya akan banyak program yang akan dihadirkan terkait isu kusta. Solidernews membuka kesempatan bagi para orang yang pernah menderita kusta (OYPMK) untuk memberikan konstribusi dengan menulis tentang kusta. 

Saat ini sudah ada OYPMK yang bergabung di solidernews.com dan mereka terus dibimbing, untuk bisa menulis isu kusta. Harapannya agar isu kusta yang disampaikan oleh OYPMK menjadi lebih dipercaya. Sehingga berita-berita palsu yang beredar terkait isu kusta, bisa diminimalisir. 

Ajiwan menambahkan, sebagai pembaca harus cerdas dalam memilih berita yang benar atau tidak benar. Caranya, lakukan riset dan cari fakta melalui internet. Perbanyak membaca agar berita-berita yang beredar tidak ditelan mentah-mentah. Harus melakukan cek ricek dari berbagai sumber lain.  

Peran Aktif Media Untuk Tuntaskan Kusta 

Indonesia masih menduduki peringkat ketiga di dunia untuk kasus kusta. Tentu ini bukan sebuah prestasi yang patut dibanggakan. Media punya peran strategis dalam menyuarakan isu kusta. Media dianggap sebagai corong, agar edukasi soal kusta bisa tersampaikan lebih luas. 

Dengan adanya peran dari media, maka akan banyak masyarakat yang teredukasi. Mereka yang belum tahu tentang kusta, penyebarannya seperti apa, penanganannya bagaimana, bisa dengan mudah mencari informasinya lewat media yang tersedia. 

Sebagai blogger, kita juga bisa jadi agen baik dalam menginformasikan soal kusta. Dengan hadirnya tulisan ini pun, diharapkan ada awareness dan impact yang baik untuk yang membacanya. Kusta bukan kutukan. Kusta bisa disembuhkan dan orang yang pernah menderita kusta bisa hidup berdampingan dengan masyarakat lain. 


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...