badge

Minggu, 14 Februari 2016

Beauty In Life, Cantik Itu Sederhana


"Beauty attitude itu yang membuat wanita cantik, karena kecantikan tidak dalam satu sisi. Tidak hanya fisik yang dilihat, lebih cantik kalau punya attitude, lebih kena di hati, lebih ada andil postifinya" -Dian Sastro-

Setuju ya kalau cantik itu tidak melulu soal fisik yang sempurna bak barbie. Cantik lebih kepada attitude atau sikap. Banyak yang cantik tapi tidak selalu diiringi dengan attitude yang cantik pula. Namun ada banyak juga yang merasa tidak cantik tapi attitudenya sungguh memesona. 

Tema "Beauty In Life" dipilih menjadi tema dalam event yang diselenggarakan oleh Hijabers Mom Community (HMC) Bekasi pada tanggal 6 Februari 2015 lalu. Tema yang sederhana tapi sangat bermakna. Saya merasa beruntung sekali bisa menjadi bagian dari kemeriahan acara yang ternyata sarat ilmu. 

Acara yang diadakan di ballroom Hotel Ammarosa ini mengahadirkan banyak narasumber. Diantaranya founder HMC Najua Yanti, Monika Jufri, dan Hannie Hananto. Selain itu hadir pula Nia Paramitha dan Tika Bisono. Rangkaian acaranya menurut saya sangat padat sekali. Mulai dari tutorial hijab, demo make-up, fashion show dan tentu saja sharing dari para nara sumber yang tentu saja sangat bermanfaat. 



Tutorial hijab diberikan oleh Allscraf yang juga menjadi sponsor acara. Allscraf memberikan 2 demo memakai hijab yang simpel tapi tetap terlihat modis. Saya sampai melihat detail sekali, berharap bisa saya praktekan. Boleh lah sekali-sekali mengganti gaya berhijab. Yang penting syarat syar'inya tetap terpenuhi. 

Tutorial Hijab by Allscraf
Selain Allscraf, ada juga sharing dari Luludi tentang memilih pakaian dalam yang baik dan benar. Luludi merupkan merek dagang dari Wacoal. Brand Underwear yang sudah sangat terkenal. Ketika menyimak penjelasan dari Luludi, saya baru sadar ternyata ada yang salah dalam menentukan penggunanan underwear, terutama bra. Pemilihan bra yang tepat tentu akan memberikan dampak yang baik.

Ada yang unik dalam acara ini, karena ada sesi minum jamu bersama. Tiap undangan yang hadir, diberika satu botol jamu teh rosella. MC memberikan aba-aba, dan dalam hitungan 3, kami semua yang hadir serentak minum jamu. Rasa jamu teh rosella ini asam, manis, dan segar sekali. Saya sampai ketagihan untuk terus minum jamu ini. 

Minum Jamu 
Diantara acara-acara inti, ada fashion show yang menampilkan busana-busana hasil karya anggota Hijabersmom Community. Saya jarang sekali menyaksikan fashion show secara langsung, jadi ketika melihat model-model mengenakan baju-baju yang sangat cantik, saya merasa sangat senang. Sayangnya, fashion show ini berjalan sangat cepat jadi saya tidak bisa mendokumentasikan dengan lengkap. 




Acara utama adalah sharing dengan tema "Beauty In Life". Menurut Nia Paramitha yang menjadi salah satu narasumber, cantik itu adalah ketika kita mampu mensyukuri apa yang diberikan. Saya sangat setuju sekali. Nia yang diusianya yang hampir 40 tahun masih terlihat sangat cantik dan awet muda. Ketika ditanya rahasia kecantikannnya, Nia hanya menjawab "tidak ada rahasianya, hanya saja saya tidak terlalu banyak berpikir. Pikiran yang jernih akan mengeluarkan energi postitif dan itu akan membuat kita cantik". Nia bahkan mengaku kalau jarang sekali memoles wajahnya dengan make-up. Nia hanya menggunakan make-up hanya untuk kebutuhan pekerjaan saja. 

(ki-ka) Hannie Hananto, Nia paramitha, Monika Jufry, Najua Yanti, dan MC
Ternyata cantik itu bukan melulu soal seberapa sering kita ke salon. Tapi, cantik adalah ketika kita bersyukur dengan apa yang sudah diberikan. Cantik itu sederhana, kan. 

Sharing Bersama Tika Bisono

Tika Bisono
Sesi sharing bersama psikolog Tika Bisono menjadi sesi yang tidak kalah seru. Isu gawai (gagdet) tidak aman bagi anak, ditapis oleh perempuan yang kini sudah berusia 50 tahun itu. Bagi Tika, jika gawai digunakan dengan tepat, maka itu akan sangat bermanfaat. 

Anak yang lahir di era 2000-an memang terlahir di era digital. Era dimana semua akses teknologi dengan sangat mudah diakses. Ini tentu sangat berbeda dengan yang lahir di era 80-an dimana gawai menjadi barang yang sangat langka dan mewah. Jadi menurut Tika, gawai tidak bisa disalahkan. Lalu, ketika anak malah selalu asik dengan gawainya hingga lupa bersosialisasi, siapa yang harus disalahkan? Tentu saja jawabannya adalah orangtuanya. 

Bisa dikatakan bahwa anak adalah penjiplak yang ulung. Jika kita perhatikan, anak senang bermain gawai itu karena memang melihat lingkungannya yang juga senang bermain gawai. Lingkungan terdekat mereka adalah keluarga yang terdiri dari orangtua, kakak, om atau tante. Jika kita sebagai orangtua senang dan susah pisah dengan gawai, jangan harap anak kita pun bisa terbebas dari gawai di tangannya. 

Dari sharing bersama Tika Bisono, ada beberapa point yang saya catat dan bisa menjadi panduan bagi para orangtua. 

1. Teknologi diciptakan untuk membantu kehidupan manusia yang pada hakikatnya bersifat netral. 
2. Pengaruh postitif dan negatif yang timbul dari penggunaan teknologi, sangat bergantung pada kearifan individu dalam memanfaatkannya. 
3. Saat ini, teknologi yang malah disalahkan atas munculnya dampak-dampak negatif. Padahal yang harusnya disalahkan adalah para penggunanya. 
4. Jika penggunaan teknologi itu proposional dan sesuai kebutuhan, tentu dampak negatif itu tidak akan pernah ada. 

Dampak Positif Teknologi Bagi Anak

1. Dapat menggali potensi motorik, potensi akal, potensi emosi, dan potensi sosial. 
2. Memenuhi kebutuhan untuk mendapatkan dan memperkaya pengetahuan dan informasi. 
3. Memenuhi kebuthuhan informasi kebangsaan dan kebudayaan.
4. Memenuhi kebutuhan dalam mendapatkan hiburan.
5. Meningkatkan minat anak belajar melalui e-learning dengan tersedianya aplikasi atraktif dan interaktif yang menyenangkan. 

Jika anak didampingi dalam menggunakan teknologi informasi seperti gawai, tentu hal-hal negatif bisa kita hindari. Namun ketika kita lengah dalam memantau anak, bukan tidak mungkin ada pengaruh negatifnya. Pengaruh negatifnya seperti:

1. Karena anak masih belum memiliki pondasi filter yang baik, seringkali anak menerima semua informasi yang masuk tanpa diolah sehingga pemahamannya salah. 
2. Informasi yang tidak sesuai dan diterima anak, dapat memicu perilaku negatif anak. Seperti: perilaku agresif, bahasa yang kasar, ide untuk menghancurkan, bahkan berkelahi. 
3. Meningkatkan Implusivitas untuk memiliki teknologi terbaru tanap tahu tujuan dan manfaatnya. 
4. Berpotensi menimbulkan peniruan apabila penggunaanya tidak diatur dengan cermat dan tanpa dispilin. 
5. Tergangunya perkembangan psikososial anak, apabila anak sudah kecanduanatau merasa terlalu nyaman berinteraksi dengan dunia maya. 

Melihat dampak negatif tersebut, maka peran orangtua sangat penting. Tidak ada salahnya memberi batasan bagi anak dalam menggunakan gawai. Misalnya saja hanya diperbolehkan ketika hari libur. Penerapan sangsi atau hukuman ketika anak tidak patuh pada aturan yang dibuat, diperbolehkan selama itu akan membuat anak sadar akan kesalahannya. 


Tentang Hijabers Mom Community

Awal terbentuknya Hijabersmom Community adalah karena makin banyaknya perempuan yang memutuskan untuk berhijab tapi masih ingin tampil stylish. Namun, tidak mengurangi kaidah dan aturan dalam berhijab itu sendiri. Hijabersmom Community akhirnya terbentuk pada bulan November 2011. Yang menjadi penggagasnya adalah lima orang designer yaitu Najua Yanti, Monika Jufry, Hannie Hananto, Irna Mutiara, dan Jenny. Namun saat ini hanya tinggal empat founder saja. 

Najua Yanti, Founder HMC (kiri) dan Dedeh Sutisna, Ketua HMC Bekasi(kanan)
Di awal pembentukannya, bahkan HMC sudah memiliki 3000 anggota. Sebuah prestasi yang luar biasa bagi sebuah komunitas yang baru terbentuk. Kini, ada 25 cabang HMC yang tersebar di seluruh Indonesia. Di Bekasi sendiri total ada sekitar 250 anggota. Dan kini HMC Bekasi sudah memiliki kantor sekretariat yang berlokasi di Galaksi. Kantor sekretariat ini juga menjadi basecamp acara rutin seperti pengajian. 

Menurut Najua Yanti yang ditemani oleh Dedeh Sutisna (Ketua HMC Bekasi) yang menyempatkan diri berbincang bersama blogger, HMC hadir untuk memfasilitasi perempuan yang ingin berhijab namun tetap enak dipandang dan stylish. 

Karena basicnya adalah fashion sesuai dengan para foundernya, maka HMC juga memfasilitasi para membernya yang juga mau belajar tentang fashion. Kini, banyak para anggota HMC yang juga memiliki brand fashion sendiri. Seperti Meema Style yang dimiliki oleh Mom Chae, salah satu anggota HMC Bekasi yang akan mengikuti kompetisi fashion di Istanbul, Turki.

Agenda rutin yang dilakukan HMC adalah pengajian, pemberian bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan, gerakan mukena bersih, khitanan masal dan masih banyak lagi. 

Ketika ditanya apakah para founder merasa tersaingi dengan banyaknya anggota HMC yang juga menjadi designer? Najua mengatakan bahwa itu bukan sebuah masalah. Najua bahkan menganggap mereka bukan kompetitor. Menurut Najua, tiap designer memiliki ciri khas tersendiri dan jusru ia merasa bangga banyak yang malah sukses menjadi designer. 

Hadirnya Hijabersmom Community menjadi pintu bagi mereka yang mau berhijab sesuai kaidah, tapi tetap ingin tempil modis dan tidak mengurangi esensi hijab. Dengan begitu, akan semakin banyak wanita muslimah yang mau berhijab demi menjalankan perintah agama. 


11 komentar:

  1. Kocak banget ada sesi minum jamu bersama ya mba :)

    Iya, cantik itu tentang bersyukur ya *noted*

    BalasHapus
  2. lengkap padat informatif nih....terutama bagian Tika Bisono...jadi dapet ilmunya...thanks for sharing

    BalasHapus
  3. Skrg makin bnyak yaa komunitas hijabers, hihi.. Aku baru tau nih yg hijabers mom ;)

    BalasHapus
  4. Tadinya aku pikir HMC bagian dari hijabers community loh, hee

    BalasHapus
  5. MasyaAllah keren banget isinya lengkap. Ada namaku lagi disana. Hehee ... Makasih banyak dah hadir yah mba. Semoga puas dengan acara kami. Barakallah buat mba dan blogger crony.

    BalasHapus
  6. Senangnya yang di Bekasi :D Bisa ikutan acara kaya' gini

    BalasHapus

Silakan Tinggalkan Komentarnya. Maaf, link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...