badge

Minggu, 16 Oktober 2016

Tentang Sebuah Perjalanan Impian





Salah satu dream list yang saya impikan sejak satu tahun yang lalu adalah mengajak anak dan suami traveling. Jadi, tahun lalu saya pernah berdiri di depan patung Merlion di Singapura. Sambil memandang takjub Merlion yang berdiri gagah di hadapan saya, saya pun berkata dalam hati "tahun depan, saya harus ajak anak-anak dan suami ke sini" 



Saat saya mengatakan itu, saya tidak tahu sama sekali apa saya benar bisa mewujudkan mimpi itu atau tidak. Yang saya camkan dalam hati, apapun bisa terjadi jika memang kita mau berusaha. Satu tahun berlalu, akhirnya mimpi jadi nyata. Ya, dream list mengajak anak dan suami traveling pun tercapai. 

Mulai dari tiket pesawat, hotel, dan akomodasi yang lain, saya yang mengurusnya. Saya hanya ingin mereka tinggal menikmati saja. Rencana perjalanan pun saya buat jauh hari, walau pada kenyataannya banyak yang meleset. Tapi itu tidak membuat traveling kami tidak menyenangkan. Yang terpenting dalam sebuah traveling adalah persiapan. Saya harus memastikan kalau dalam traveling ini anak-anak bisa tetap sehat. Sehingga perjalanan impian ini bisa berjalan dengan baik. 

Perjalanan - Perjalanan Mereka 

Anak-anak saya termasuk yang memiliki fisik yang cukup kuat, tapi bukan juga tidak pernah sakit. Sejak kecil, saya dan suami sudah terbiasa mengajak mereka jalan-jalan. Lebih sering menggunakan motor, karena saat itu hanya motor yang kami miliki. Mulai dari anak pertama hingga ketiga, mereka sudah terbiasa diajak pergi jauh dengan motor. Una, anak ketiga saya, ketika usianya masih 6 bulan, sudah saya ajak ke jakarta-tangerang-bogor-serang-bekasi dengan menggunakan motor. Saya hanya memastikan dia tidak terpapar angin yang cukup kencang. Jadi saya memakaikan jaket lalu dibalut lagi dengan selimut. 

Karena masih ASI, jadi selama perjalanan saya terus menyusui. Saat dia tidur baru lepas, dan ketika dia bangun, saya susui lagi. Begitu terus sampai tiba di tujuan. Saya dan suami termasuk yang percaya kalau anak-anak terbiasa diajak jalan jauh, maka daya tahan tubuhnya lebih kuat. Setidaknya mereka tidak mudah masuk angin ataupun mabuk perjalanan. 

Kaka dan Pasir Putih di Bali 
Sebelum traveling keluar negeri, traveling terjauh anak-anak adalah ke Bali menggunakan jalur darat. Perajalan itu memakan waktu 3 hari 2 malam. Bersyukur anak-anak tidak ada yang crancky atau ngamuk tiba-tiba karena lelah. Saya dan suami sebagai orangtua sangat berusaha memahami kondisi anak-anak. Kami akan tahu tanda-tanda ketika mereka mulai lelah. Sehingga kami akan memutuskan untuk menghentikan perjalanan dan beristirahat. 


Ketika mengajak anak untuk melakukan perjalanan jauh, apalagi sampai keluar negeri, memang banyak sekali yang harus dipersiapkan. Tentu tidak sama dengan ketika kita pergi sendiri. Kalau dilist, tentu akan panjang sekali. Seperti saat saya mempersiapkan perjalanan keluar negeri untuk anak-anak. Ada banyak sekali list barang-barang mereka yang harus dibawa. Termasuk yang tidak boleh tertinggal adalah obat-obatan. Saya tidak pernah tahu apakah dalam perjalanan nanti mereka akan sehat-sehat saja atau tidak. Karena yang namanya penyakit, datangnya kadang tiba-tiba dan tidak bisa diprediksi. 

Sebuah Kendala 

H-1 sebelum berangkat, si Kaka agak demam. Saya mulai panik namun berusaha tenang. Kaka masih bisa main walau wajahnya agak sayu. Namanya anak-anak, walau sedang sakit tapi tidak pernah dirasa. Beda ya dengan orang dewasa yang ketika sakit lebih banyak mengeluhnya. 

Saya mulai khawatir ketika malam hari sebelum berangkat ke Singapura, kaka tidak cuma demam, tapi ditambah batuk dan pilek. Perasaan saya mulai tidak tenang. Karena beberapa minggu sebelumnya dapat kabar kalau ada travel warning dari Negara Singa itu bagi para turis. Alasannya, karena sedang banyak yang terkena virus zika. Khawatir nanti banyak yang terkena virusnya. Tambah pusing saja deh saya memikirkan kondisi si Kaka. Tidak mungkin kalau saya membatalkan perjalanan ini karena memang  ini perjalanan impian bagi anak-anak dan suami. 


Saya berdoa. Memohon agar kiranya si kaka segera bisa mereda demamnya. Saya berikan minum yang cukup banyak agar demamnya turun. Suami yang memang agak panik kalau anak sakit, meminta saya untuk memberikan obat penurun panas. Seingat saya, saya masih menyimpan obat demam buat anak-anak. Tapi, ternyata saya lupa kalau obatnya habis :( bahkan botolnya pun saya yang membuang. Ya begitulah, kalau dalam kondisi panik, daya ingat bisa menurun tiba-tiba. 

Saya meminta suami untuk ke apotik, padahal sudah sangat malam. Daripada gagal traveling esok hari, suami pun pergi ke apotik. Saya hanya memintanya untuk membeli sebotol obat penurun panas tanpa menyebutkan merk. 

Tidak begitu lama suami pun kembali, karena memang apotiknya cukup dekat dari rumah. Dia menyodorkan plastik putih pada saya. Saya membukanya dan mendapatkan satu botol kecil obat penurun panas. Suami memilih Tempra. Saat saya tanya kenapa beli Tempra, dia hanya menjawab karena memang terbukti cepat menurunkan panas pada anak. Dia teringat kalau dulu, saat si Abang (sulung) pun pernah panas tinggi. 

Karena anak pertama, paniknya lebih parah. Kami membawa abang ke rumah sakit, dan saat tahu panas abang sangat tinggi, suster langsung memberikan Tempra untuk menurunkan panas anak pertama kami. Dan benar saja, panasnya langsung turun. Sepertinya ingatan suami soal panas anak-anaknya cukup kuat. Setelah memberikan Tempra, saya meminta kaka untuk tidur. Berharap esok pagi dia bisa kembali ceria dan rencana perjalanan kami pun bisa terlaksana. Kaka pun tidur, bermimpi dengan tenang. 




Esok paginya, saya cek suhu tubuh kaka. Alhamdulillah, demamnya turun dan itu artinya, perjalanan yang saya siapkan untuk anak-anak bisa terwujud. Segala kebutuhan sudah siap. Semua ranselpun sudah masuk mobil. Tepat pukul 9 pagi, kami melaju ke bandara. Betapa bahagianya melihat wajah anak-anak yang kegirangan melihat lalu lalang pesawat. Dan, ini adalah penerbangan pertama mereka. Saya hanya bisa tersenyum. Sebuah kebahagiaan ketika melihat mereka ceria dan bahagia. Dan itu tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Speechless. 

Dan, tepat pukul 2 siang kami terbang sekeluarga untuk pertama kalinya. Melihat awan yang bergerombol, pulau-pulau yang sangat kecil, serta hamparan gunung dan laut yang indah. Tepat pukul 4 sore, pesawat mendarat dan traveling impian pun terwujud. 

Mereka Masih Seperti Mimpi Bisa Berada di Negara Lain  :) 


Mengapa Tempra? 



Di rumah sakit tempat biasa saya membawa anak ketika sakit, obat penurun panas yang satu ini memang direkomendasikan. Setiap kali ada anak yang panas tinggi, suster selalu memberikan tempra untuk menurunkan panas si anak. Setelah turun, barulah dilakukan pengobatan selanjutnya. 

Yang saya tahu, Tempra adalah obat penurun demam yang mengandung paracetamol. Nah, paracetemol inilah yang bekerja sebagai antipyretic sekaligus analgetic yang berfungsi meredakan nyeri. Seperti nyeri kepala, gigi, dan nyeri ringan lainnya. 

"Parcetamol yang dikenal juga dengan nama acetaminophen adalah obat yang digunakan sebagai analgetic (pereda nyeri) dan antipiretik (penurun demam) yang bisa diperoleh tanpa resep dokter. Meskipun paracetamol memiliki efek anti inflamasni, obat ini tidak dimasukkan sebagai obat NSAID, karena efek anti inflamsinya dianggap tidak signifikan. Cara kerja paracetamol yang diketahui sekarang adalah dengan cara menghambat kerja enzim cyclooxygense (COX). Enzim ini berperan pada pembentukan prostaglandin yaitu senyawa penyebab nyeri. Dengan dihambatnya kerja enzim COX, maka jumlah prostaglandin pada sistem saraf pusat menjadi berkurang sehingga respon tubuh terhadap nyeri berkurang. Paracetamol menurunkan suhu tubuh dengan cara menurunkan hipotalamus set-point di pusat pengendali suhu tubuh di otak" (sumber)

Tempra memiliki 3 jenis yang disesuaikan dengan usia anak. 

1. Tempra Drops

Diformulasikan untuk anak usia 0-1 tahun. Komposisi dalam 0.8 ml itu mengandung 80 mg paracetamol. Karena diperuntukkan untuk bayi, kemasannya pun berbentuk pipet untuk memudahkan pemberian pada anak. Untuk bayi dibawah 3 bulan, dosisnya harus sesuai petunjuk dokter. Tempra Drops ini tersedia dalam rasa anggur. 

2. Tempra Syrup 

Ini diformulasikan untuk anak usia 1-6 tahun. dan inilah yang saya berikan pada si kaka ketika demam. Komposisi dalam setiap 5 ml mengandung 160 mg paracetamol. Kemasannya adalah botol yang dilengkapi dengan gelas takar. Jadi, kita lebih mudah dalam mengukur dosis yang seharusnya diberikan. Tempra Syrup ini tersedia dalam rasa anggur.

Tempra Syrup


3. Tempra Forte 

Tempra ini diformulasikan untuk anak usia 6 tahun keatas. Komposisi dalam setiap 5 ml Tempra Forte ini mengandung 250 mg paracetamol. Kadar paracetamolnya memang lebih tinggi karena disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi anak. Kemasannya botol serta dilengkapi dengan gelas takar. Jadi, kita tidak perlu menggunakan sendok lagi ya. Tempra Forte ini tersedia dalam rasa jeruk. 

Yang menjadikan Tempra banyak direkomendasikan karena Tempra ini Bebas Alkohol. Tentu itu jadi kabar baik bagi muslim. Bagaimanapun juga, alkohol adalah suatu zat yang haram masuk ke dalam tubuh. Karena banyak efek buruk alkohol yang bisa terjadi jika masuk ke dalam tubuh. 

Untuk ukuran kemasan, Tempra memiliki 3 ukuran yaitu 30 ml, 60 ml, dan 100 ml. Kalau dirumah, saya hanya menyediakan ukuran 60 ml saja. Untuk harga per botolnya relatif terjangkau yaitu berikisar antara 18.000 sampai 45.000 sesuai dengan ukurannya. 

Tempra merupakan produk dari PT. Taisho Pharmaceutical Tbk. yang berada di bawah pengawasan Taisho Pharmaceutical Co. Ltd Tokyo Jepang. Misi perusahaan adalah Dedikasi pada kualitas hidup manusia yang lebih baik. 

-----

Tentang sebuah perjalanan impian yang terwujud. Yang tadinya hampir tidak terlaksana karena si kaka demam dan Tempra pun membantu. Mewujudkan perjalanan yang mungkin tidak akan mereka lupakan, bahkan ketika mereka beranjak dewasa. 

Tempra Syrup

25 komentar:

  1. Aku juga punya mimpi nih ngajak suami dan anakku ke singapur dulu, padahal Naqjb pengen banget liat salju . Whaaaa...

    BalasHapus
  2. Wah kalau panasnya pas masuk imigrasi Singapura ngga boleh lewat kali ya Mbak Suci. Aiih, untungnya teratasi ya. Senangnya..perjalanan ikut terwujud

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, udah deg-degan aja saat ada travel warning itu. Alhamdulillah, bisa masuk Singapura dengan aman.

      Hapus
  3. Yeiiy, akhirnya tetap bisa jalan-jalan yaaa :)

    BalasHapus
  4. Whua...ikut deg-degan bacanya...kirain gak jadi berangkat traveling karena demam...! Sehat-sehat terus ya anaknya :D

    BalasHapus
  5. Buat kita yang sudah berkeluarga pada akhirnya harus punya mimpi bersama dan mewujudkannya, tidak lagi egois dengan mimpi karena memenuhi ego sendiri

    BalasHapus
  6. Waah Una jalan-jalan ke Sing dan Malaysia ya. Pasti senang banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seneng bangettt.. apalagi buat pertama kalinya :)

      Hapus
  7. Aku selalu kagum tentang kekuatan dan keyakinan impian dari Mba Uci. Betapa ketika kita yakin dan dilanjutkan dengan ikhtiar, maka hasil yang didapat nggak akan pernah berkhianat. Semoga aku dimampukan seperti Mba Uci. Banyak belajar darimu, Mba :*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga kamu bisa juga ajak anak-anak terbang ke Negara lain ya. Bumi Allah itu luas, maka jelajahilah :)

      Hapus
  8. Perjalanan yg udh direncanain jauh hari tp ada anggota keluarga yg sakit duuhh...pasti bimbang banget
    Untung segera teratasi ya mba

    BalasHapus
  9. jalanjalan bareng keluarga ke LN itu impianku juga. semoga suatu hari nanti bisa ikut merasakan dan g lupa persiapan tempra selama perjalanan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semogaa bisa segera terwujud buat jalan2 ke LN bareng keluarga yaaa :)

      Hapus
  10. Wah, saya juga kepengin jalan2 ke LN bersama keluarga. Umroh bareng...

    BalasHapus
  11. Akhhhh senangnya mengajak anak2 berlibur y mak.

    BalasHapus

Silakan Tinggalkan Komentarnya. Maaf, link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...