badge

Senin, 01 Agustus 2022

Tentang Izin Mengemudi Untuk Anak


Saat pertama kali punya anak, saya sudah mulai merancang 'aturan'. Waktu anak pertama lahir tahun 2007, gadget itu masih belum terlalu hype. Ya walau pasti semua orang sudah punya handphone, tapi kayanya belum handphone yang terlalu canggih. Aplikasi chat saja belum ada deh. Jadi sangat mengandalkan SMS yang dibatasi oleh karakter. 

Aturan-aturan dalam pengasuhan, saya buat agar anak tetap on track. Saya ngga mau anak nantinya hidup semaunya. Saya yakin banget, kalau pondasi awalnya sudah kuat, mereka tuh akan sulit belok-belok. 



Salah satu dari sekian banyak aturan yang buat untuk anak adalah tentang izin mengemudi. Baik motor atau mobil. Saya tuh pernah bilang ke abang (anak pertama), kalau dia akan diizinkan mengemudi motor kalau sudah punya KTP. Artinya, harus nunggu usianya 17 tahun dulu, baru dia bisa naik motor sendiri. 

Buat saya, ngga ada alasan yang masuk akal, mengizinkan anak di bawah 17 tahun buat bawa kendaraaan sendiri. Saya selalu sounding alasan ke anak-anak, kenapa bunda dan abinya ngga akan pernah mengizinkan. Saya atau suami ngga masalah jika harus bercapek-capek antar jemput, antar ke sana sini, jika memang dibutuhkan. 

Apa anak saya protes? protes sih ngga, tapi lebih ke pertanyaan 'kenapa anak-anak lain, diizinkan naik motor, tapi saya ngga?' saya hanya menjawab 'karena mereka bukan anak bunda', lalu saya sounding lagi dan lagi alasannya. Biar mereka makin ingat, makin nacep ke hati, dan ngga ada lagi pertanyaan yang sama. 

Pada akhirnya, anak-anak bisa menerima aturan itu. Ketika mereka saya bonceng, lalu mereka lihat anak seusia mereka naik motor, saya kembali mengingatkan. Tentang kemungkinan dan bahaya yang bukan ngga mungkin akan terjadi. Apalagi kalau berpapasan dengan anak yang ngebut-ngebutan. Saya kembali menjelaskan betapa buruknya perilaku kaya gitu. 

Satu kejadian yang membuat saya makin geram dan no excuse buat urusan ini, karena pernah ada kejadian buruk. Papah saya pernah jadi korban ditabrak motor sama anak SMP. Anaknya ketangkep karena dikejar sama tetangga. Anaknya nangis kejer karena ketangkep dan dibawa ke hadapan saya. Akhirnya ditelpon orangtuanya, saya maki-maki orangtuanya. Emosi saya sudah ngga bisa terkendali, apalagi ini menimpa orangtua sendiri. Ketika emosi mulai reda, saya bilang ke orangtuanya 'segitu ngga punya waktu kah, sampai ngga bisa nganter anak ke sekolah?' miriss.

'Jika ada kejadian buruk pada anak di bawah umur, yang mengendarai kendaraan sendiri, yang salah orangtua bukan anak, titik'

Kenapa mengizinkan? kenapa dikasih kendaraan? kenapa tega? Dengan memberikan kendaraan pada anak di bawah umur, artinya orangtua sudah siap dengan segala kemungkinan yang bakal terjadi. Kalau ngga nabrak, ya ditabrak. 

Kalau alasan ngga punya waktu buat antar jemput, ya ojek-in aja sih. Atau, kalau ada fasilitas jemputan dari sekolah, ya pakai aja. Atau kalau ada tetangga nganggur, bisa diberdayakan buat antar jemput anak. Jadi buka pintu rezeki juga kan buat orang lain.  

Kenapa anak di bawah 17 tahun dilarang bawa kendaraan bermotor? Mengutip dari sebuah artikel, ada beberapa alasan yang menguatkan, kalau anak di bawah 17 tahun tidak boleh mengendari kendaraan bermotor : 

  • Belum memiliki KTP. Kenapa anak di bawah 17 tahun belum bisa punya KTP? karena memang usia di bawah 17 tahun masih dianggap sebagai anak-anak. Begitu juga dengan SIM. Belum punya KTP, artinya belum bisa bikin SIM. Kalau ada razia, mereka kan sulit berurusan dengan hukum. Jika terjadi sesuatu, sekalipun mereka ngga salah, posisi mereka akan lemah dan disalahkan karena mengemudi tanpa izin
  • Mental masih rentan. Ini yang membuat anak dibawah umur selalu kebut-kebutan dan cenderung tidak hati-hati ketika berkendara. Buat mereka, ngebut is cool, auk amat sama yang lain. Mereka belum punya mental yang kuat, sulit konsentrasi, dan selalu ingin jadi perhatian. Merasa bangga ketika jika menjadi pusat perhatian. Ngga peduli dengan pengguna jalan lain, yang pada akhirnya rentan menimbulkan kecelakaan. Mereka dianggap belum bisa memikirkan hal yang berbahaya dengan yang tidak
  • Fisik yang belum sempurna. Memang ada anak yang usianya 10 tahun, tapi badannya bongsor. Tapi itu ngga bisa dijadikan alasan buat mengizinkan mereka mengendarai motor. Anak di bawah umur, biasanya memiliki fisik yang belum kuat dan sempurna. Kebanyakan dari mereka, menapak di tanah aja belum sampai kakinya. Aduh lah, ngebayanginnya sudah kesal, apalagi kalau lihat langsung
Walau sering lihat si abang suka duduk di motor, terus kaya orang lagi mengendari motor, itu ngga bikin saya luluh. Ya memang ada rasa greget, pengen buru-buru dia umur 17 biar bisa punya KTP dan SIM. Saya membesarkan hatinya dengan bilang 'sabar ya nak, 2 tahun lagi aja kok. Ngga lama'. Dengan alasan yang saya berikan, Insya Allah dia bisa menerima keputusan orangtuanya. 

Aturan yang saya buat untuk anak, semata-mata agar anak terbiasa hidup dengan aturan. Islam itu aturan hidupnya banyak, banyak banget. Tapi apa aturan itu buat bikin susah? Oh, big no. Aturan dibuat agar kita bisa hidup dengan aman, nyaman, sakinah, mawadah, warahmah. Aturan dalam Islam ngga pernah memberatkan ummatnya, tapi justru memudahkan. Tergantung kita mau lihat dari sisi mana. 

Begitu juga dengan aturan yang dibuat oleh sebuah keluarga. Sejatinya, hanya untuk membuat hidup jadi lebih aman. Selagi aturan itu tidak bertentangan dengan syariat atau ajaran Islam, go on. Apalagi aturan yang dibuat orangtua untuk anak demi menjaga anak. Hal yang terus saya tanamkan dalam hati, anak itu amanah besar dari Allah SWT. Harus dididik, diajarkan, dan dijaga. Diberikan oleh Allah SWT dalam kondisi terbaik, sudah sepatutunya, kita siapkan mereka agar kembali dengan kondisi terbaik. 

Jadi, kalau buibu memang menerapkan aturan buat anak-anak, jika itu untuk kebaikan anak, ya ga papa ya. Dalam kasus mengendari kendaraan ini, jika ada yang memang ngga melarang anaknya, ya silakan aja. Toh, risiko ditanggung sendiri ya. Cuma ya, kalau boleh kasih saran, kalau sayang sama anaknya, ya dianterin aja anaknya kemana-mana, bukan anaknya disuruh jalan sendiri. 

Sayang pada anak, bukan berarti memberikan semua yang anak mau. Jika mereka bisa dapat semua yang mereka mau, mereka ngga akan pernah bisa jadi manusia-manusia tangguh. Mereka bakal lemah dan mudah hilang arah, karena terbiasa ditopang oleh orangtua. Ngga mau kan, generasi kita jadi generasi yang lemah? Jadi, kuatkanlah pondasinya. Caranya, dengan memiliki aturan dalam hidup. 



2 komentar:

  1. Aku dan suami juga sepakat anak2 baru bisa belajar mobil umur 17 mba. Apalagi di JKT begini, yg orang2 bawa kendaraannya suka semau gue. Aku serem bayangin kalo sampe izinin anak2 bawa kendaraan di saat umurnya belum cukup. Takuuuut bayangin mereka kenapa2 juga. Kalo skr, 2-2 nya aku sediain driver, dan buat si adek yg masih kls 1 SD, sekalian ditemenin Ama babysitternya juga pulang pergi ke sekolah. Untungnya anak2 tipe penurut semua, jadi ga susah untuk menerapkan disiplin sedari dini ke mereka. Karena aku ngeliat sendiri dr anak2nya temenku, yg ga dibiasain disiplin, itu jadi liar dan bandel. Bahasanya aja kasar banget. Aku ga mau anak2 jadi begitu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keputusan yang baik ya mba, karena semua yang dilakukan untuk kebaikan dan keselamatan anak. Sebagai orangtua, kita pasti maunya jadi anak yang akhlaknya baik, punya sikap yang santun, kalau ngga dilatih sejak dini, mustahil bisa terwujud.

      Hapus

Silakan Tinggalkan Komentarnya. Maaf, link hidup dan spam akan otomatis terhapus ya.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...